Do What You Love, Love What You Do

Jumat, 24 Januari 2014

Akhlakmu Sungguh Menawan

 

Pernah suatu ketika saya ingin menghadiri sebuah acara yang diadakan Ikatan Alumni SMA saya, karena waktunya yang sangat mepet saya pun berangkat dengan tergesa-gesa dan begitu khawatir jangan sampai saya datang terlambat. Saya kemudian menyetop sebuah angkot, setelah beberapa menit berjalan saya baru tersadar bahwa angkot ini kosong, pasti sebentar sebentar akan berhenti, karena akan menunggui penumpang dibeberapa titik, saya pun mulai gelisah, gelisah jika angkot yang saya tumpangi berjalan lambat karena masih mencari penumpang dan juga jika harus menemui macet, pastilah saya akan telat menghadiri acaranya.
Dugaan saya benar terjadi, baru sekitar 10 menit  berjalan angkot yang saya tumpangi berhenti. Saya melihat sekeliling adakah penumpang yang akan naik, tapi tak kutemukan ada gelagat penumpang yang ingin naik, saya mulai gelisah dan tak tenang duduk diatas angkot, ingin rasanya turun dan pindah keangkot yang lainnya. Tiba-tiba seorang ibu menghampiri angkot yang saya tumpangi, dan sang sopir angkot saya lihat tersenyum kepada ibu itu lalu menyodorkan selembar uang, taukah sahabat siapa ibu itu?, ibu itu adalah seorang pengemis. Seorang ibu tua dengan pakaian yang lusuh, kelihatannya sangat sulit berjalan, ia hanya mampu melangkah perlahan-lahan, dan barulah saya menyadari kenapa angkot yang saya tumpangi berhenti, ternyata sang sopir menunggu ibu pengemis itu mendekat ke angkotnya, ia ingin membagi rezeki yang ia peroleh, meski saya rasa belum seberapa yang ia dapat hari ini, karena waktu itu masih pagi dan penumpang kelihatannya sepi. Sebenarnya tadi waktu angkot ini berhenti, saat saya mencari ke segala penjuru adakah penumpang yang akan naik, saya sudah melihat ibu tua ini berjalan mendekati angkot ini, tapi saya tak memperdulikannya karena saya pikir angkot ini berhenti karena sedang menunggu penumpang, tapi ternyata tidak, sang sopir ternyata sedang menunggu ibu pengemis itu melintas. Hari itu saya mendapat pelajaran luar biasa dari seorang sopir angkot, saya belajar ketulusan, belajar keikhlasan, belajar sabar, dan berprasangka baik kepada oranglain. Dengan berbagai keterbatasannya sopir angkot itu masih mau berbagi kepada orang lain, sementara saya hanya sibuk memikirkan diri saya sendiri, saya sibuk menyalahkan orang lain atas kejadian yang tidak saya inginkan, padahal sebenarnya jika saya berangkat lebih awal saya bisa datang tepat waktu ke acara saya, dan saya tidak punya alasan untuk menyalahkan siapa pun. Tapi sekali lagi Tuhan memberi saya pelajaran terbaik di sekolah terbaik yakni sekolah kehidupan, dari seorang guru terbaik yakni guru kehidupan. Akhirnya saya terlambat datang ke acara saya, tapi saya tetap bersyukur luar biasa karena dalam keterlambatan saya, Allah memberi saya mata pelajaran yang begitu dasyat, pelajaran tentang kehidupan, pelajaran yang begitu berharga dari seorang sopir angkot, terima kasih guru, akhlakmu sungguh menawan.

Tidak ada komentar: