Do What You Love, Love What You Do

Tampilkan postingan dengan label Aku Mencintaimu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aku Mencintaimu. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Januari 2016

Cinta Pertamaku

Ini bukan tentang seseorang melainkan beberapa orang. Kisah tentang sebuah genggaman, kisah tentang sebuah pelukan, tentang sebuah harapan dan impian akan kebahagiaan. Kisah yang membawaku tersadar bahwa inilah cinta pertamaku.

Saya masih tertatih melintasi pematang sawah yang becek, berusaha menjaga keseimbangan tubuh agar tak terjatuh, tangan kananku digenggamnya erat menjagaku agar berhasil melintasi pematang sawah. Sementara tangan kiriku, berusaha sekuat tenaga menenteng ember yang berisi buah kemiri. Saya baru saja mencari kemiri ke dalam kebun kebun warga Desa. Sudah menjadi kebiasaan anak anak sebayaku, jika sang pemilik kebun sudah selesai memanen kebun kemirinya, anak anak kecil di Desaku datang untuk mencari sisa buah kemiri yang mungkin masih ada yang tertinggal. Siang itu saya tak dirumah selepas pulang sekolah, saya dan beberapa teman pergi mencari kemiri ke kebun beberapa warga Desa, hingga bapak pun cemas karena menjelang sore saya tak kunjung pulang. Bapak menyusulku, akhirnya menemukanku di belakang kebun salah satu warga, dari raut wajahnya sepertinya saya akan kena marah. Saya berjalan dibelakangnya, hatiku was was tak karuan, merasa sampai dirumah saya pasti akan kena omelan. Tiba tiba bapak berbelok ke arah pematang sawah, menarik tanganku, kemudian mampir ke kebun milik nenek yang sudah di panen seminggu yang lalu.

"Kalo mau cari kemiri, tak usah jauh jauh disini juga banyak" tiba tiba bapak berkata, raut wajahnya terlihat tak seseram tadi. Saya masih bersemangat mencari kemiri, ember yang saya bawa masih terisi setengah saja. Setengh jam mencari kemiri bersama bapak, embernya penuh, kami pulang, hatiku sedikit lega karena sepertinya bapak tidak akan memarahiku.
Saya menjual kemiri yang saya dapatkan ke salah satu warung di Desaku, hasilnya saya dapat 500 rupiah, bisa untuk uang jajan dua hari, aku bahagia, bapak juga sepertinya.

Usiaku masih 9 tahun waktu itu, saya masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar, hari itu yang dipikiranku hanyalah berharap tak mendapat omelan bapak, dan bisa menjual kemiri yang saya dapatkan. Hari ini memoriku memasuki lorong waktu ke belasan tahun yang lalu, mengingat kembali beberapa kejadian yang kemudian menjadi bahan renunganku, termasuk kejadian diatas, saya belajar tentang kebijaksanaan, keteladanan, dan hati yang lapang dari seseorang yang sejak berpuluh tahun lalu telah mengajarkanku banyak hal.

Saya terbaring lemah, pikiranku tak bisa focus, tapi samar samar saya masih bisa mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur'an tak jauh dari tempatku berbaring, saya mengenal suara itu, dia mamaku yang dengan penuh kesabaran menjaga anak sulungnya yang sedang sakit, ia tak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang cemas. Kala itu saya melihat cinta yang begitu dalam, kasih sayang yang begitu suci, dari seseorang yang mungkin telah berulangkali kusakiti hatinya, tapi ia selalu punya hati yang lapang untuk memaafkan. Itu untuk pertama kalinya saya sakit setelah tinggal jauh dari orangtua, yaah waktu itu saya baru baru saja memasuki gerbang perkuliahan, melihat cinta dan harapan yang begitu besar, kekuatan itu tumbuh, menjadikanku lebih kuat, untuk membuat mama bangga, tak lagi membuatnya cemas, mama selalu punya banyak cinta yang tiada habisnya, dan sampai kapanpun cintaku tak pernah bisa mengalahkan cinta yang ia punya.

Sekarang, kembali aku tinggal jauh dari orangtua, tapi saya tak kekurangan cinta sedikitpun dari mereka, ia selalu mencurahkan cintanya untukku, kalian memang adalah cinta pertamaku, cinta sejati yang dikirimkan Allah untukku, semoga saya bisa menjaganya.

Peluk rinduku untuk mama dan bapak
Semoga kelak saya bisa menghadiakan surga untuk kalian berdua, cinta pertamaku.


Sabtu, 23 Januari 2016

Bali, Saya Akan Kembali



Perjalananku kali ini, bersama Sahabat Komunitas SuksesMulia Makassar, sekitar Februari 2014. Planing kami adalah mengikuti Silaturahmi Nasional Pengurus Komunitas SuksesMulia SeIndonesia di Kota Semarang. Saya berangkat bersama 4 orang sahabat saya, ada kak Ratna, kak Anti, kak Muhib, dan Haris. Sesuai dengan rencana yang sudah kami atur dan diskusikan sedemikian rupa, kami memilih untuk menuju Surabaya terlebih dahulu, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan jasa Kereta Api dari Stasiun Pasar Turi Surabaya menuju Semarang.

Menempuh perjalanan kurang lebih selama 5 jam, akhirnya pukul 20.30 kami tiba di Stasiun Tawan Semarang. Kami memilih untuk menunaikan sholat Isya terlebih dahulu di Mushollah Stasiun sebelum menuju Gedung Diklat Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Silatnas Komunitas Sukses Mulia berlangsung selama 2 hari, dan kami lalui dengan penuh semangat, rasa bangga dan juga haru bisa bertemu dengan banyak sahabat yang begitu luar biasa. Sebelum meninggalkan Semarang kami sempat ikut city tour bersama  beberapa pengurus. Tujuan pertama kami adalah melihat kemegahan dan keindahan Mesjid Agung Semarang, kemudian napak tilas di Lawang Sewu, lanjut jalan-jalan ke Kota Tua dan terakhir ke Pusat oleh-oleh, ini namanya lelah yang membahagiakan, Alhamdulillah.

Esok harinya, pukul 05.15 setelah menunaikan sholat subhu, kami berpamitan kepada teman-teman yang masih ada di Gedung Diklat. Matahari belum juga menampakkan dirinya sewaktu kami tiba di Stasiun Tawang, Kereta kami berangkat Pukul 06.30 menuju Surabaya. Perjalanan kami pulang kali ini kami gunakan untuk lebih banyak beristirahat, berbeda dengan keberangkatan kami 3 hari yang lalu, kami lalui dengan banyak bersendau gurau, berdiskusi serta menikmati panorama sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Semarang.

Tiba di Surabaya, berhubung pesawat kami berangkat sore, maka kami memilih untuk jalan-jalan dulu melihat kota Surabaya lebih dekat. Kami menghampiri sebuah mall, sekedar untuk mencuci mata dan juga makan siang. Tak terasa jam keberangkatan kami sudah makin dekat, kami memilih untuk segera meluncur ke bandara menggunakan mobil yang memang sudah kami sewa dari Stasiun.

Setelah check in, saya dan ke empat temanku berpisah. Yaah….kak Ratna, kak Anti, kak Muhib dan Haris akan kembali ke Makassar, sementara saya melanjutkan perjalananku ke Pulau tetangga, Bali. Kali ini saya akan menikmati petualanganku sendirian, ehh gakkk sendrian kok, di Bali saya akan di temani Paman, adiknya Ibuku.

Dan inilah pertualanganku di Pulau Bali….

Matahari sudah hampir tenggelam, ketika pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan seksi di landasan Bandar Udara Ngurah Rai Denpasar. Wajah ini tampak sumringah, senyum sepertinya tak mau lepas dari wajahku sepertinya sulit menyembunyikan rasa bahagia saya waktu itu. Kenapa tidak, kedatanganku pertama kali ke pulau nan eksotis ini adalah diluar perencanaan. Awalnya rute perjalanan saya sama dengan ke empat sahabat saya, tapi paman saya yang di Bali pengen saya singgah dulu sejenak di Bali sebelum kembali ke Makassar. Karena mendapatkan tawaran yang sangat menggiurkan yakni dapat tiket pulang ke Makassar gratis, serta bakal diajak jalan jalan menyusuri Bali yang juga gratis tentunya, maka sulit rasanya untuk menolak, jadilah sekarang saya memulai petualanganku di Pulau Bali.

Pamanku sudah menunggu di Bandara dari tadi, saya tersenyum lebar ketika melihatnya. Kami langsung meluncur ke Kuta, di sanalah Pamanku tinggal. Ia bekerja di salah satu perusahaan travel di Bali, ia bertugas di Kapal Pesiar yang membawa para turis berwisata ke Pulau Lembongan. Naah… ini dia salah satu tempat yang akan saya kunjungi besok, saya mendapat kesempatan naik kapal pesiar gratisaaaannn pemirsaaaa, ini senengnya gak ketulungan. Kata pamanku tarif paket naik kapal pesiar ini berkisar 600 ribu sampai 1 juta Rupiah, angka yang cukup mahal buat sayaa, heheeee…, tapi berhubung Paman saya kerja di Travel ini, saya dapat 1 Paket Wisata ke Pulau Lembongan Greettongg booo…hihihi

Welcome to Island Explorer Cruises dan Coconuts Beach Resort…….

Hari masih berselimut pagi ketika saya sampai di pelabuhan tempat kapal pesiar yang akan membawa saya dan sekitar kurang lebih 50 turis yang kesemuanya merupakan wisatawan asing. Info dari pamanku, mereka berasal dari Negara yang berbeda beda, ada dari Inggris, swedia, india, cina, korea, jerman, dll. Intinya saya gak peduli mereka berasal dari Negara mana saja, pokok saya pengen benar benar menikmati perjalalananku kali ini. Meski sewaktu saya naik ke kapal pertama kali, serasa se isi kapal itu pada ngeliatin saya, saya cuekk aja. Kalian tau kenapa mereka pada ngeliatin saya dengan tatapan yang sedikit aneh, yaa karena pakean saya. Mereka semua berpakaian setengah telanjang, sementara saya masih lengkap dengan pakaian yang tertutup rapat, tapi saya bangga karena sejauh kaki melangkah pakaian saya tak pernah jadi penghambat saya menikmati ciptaan Allah yang sungguh indah, dan saya bersyukur Allah masih membantu saya menjaganya.

Lembongan I’m Comiingg…… 

 Menuju Pulau Lembongan
Pulau Lembongan terletak di Selat Badung sebelah tenggara Pulau Bali, untuk sampai ke sana dibutuhkan waktu 30 – 45 menit menggunakan kapal. Tapi jika ingin lebih murah kita bisa menaiki perahu kayu dari sanur dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam. Pulau lembongan dan pantainya masih sangat asri dan tidak penuh sesak wisatawan seperti pantai pantai di Pulau Bali. Pulau Lembongan ini sangat bersih, lautnya nya pun sangat indah dan dihuni oleh beranekaragam biota laut. Di beberapa sudut Pulau Lembongan dipenuhi bukit bukit karang yang cukup terjal, namun dari sanalah yang menambah cantik pulau ini.

Restoran dan café akan sangat mudah kita jumpai di Pulau Lembongan, termasuk penginapan, jadi jangan khawatir. Jika ingin membeli oleh-oleh khas Pulau Lembongan juga ada, sisa liat isi dompet aja hahaha….

Yang saya suka dari Pulau Lembongan adalah saya bisa melihat laut dari atas, gaya bangunan, termasuk rumah penduduk dan penginapan yang dibuat begitu eksotis, sungguh membuat hati selalu berdecak kagum, terlebih lagi Pulau ini super bersihhh bangeet, dan yang paling penting adalah saya masih bisa menikmati laut dengan tenang.

Hari beranjak sore, itu berarti kita harus meninggalkan pulau ini menuju destinasi selanjutnya. Menghiraukan rasa lelah, pamanku kembali melanjukan motornya menuju Pantai Kuta, dan saya butuh tabung oksigen, kaget melihat Pantai Kuta di banjiri wisatawan, saya mulai merasa aneh dan pengen segera meninggalkan tempat itu. Akhirnya kami pun mencari makan, dan saya tak merasa khawatir untuk mendapatkan makanan halal di Bali, soalnya pamanku sudah tau tempat tempat makan yang hanya menyediakan makanan halal.

Kata pamanku, jika ingin menikmati Pantai Kuta bersama sepi, datangnya pas pagi buta, soalnya para turisnya masih pada tidur. Jadilah saya Pukul 6 pagi sudah jalan-jalan di Pantai Kuta dan memang benar jam segitu Pantai Kuta menampakkan wajahnya yang begitu tenang, ditambah lagi di sepanjang pantai kuta berdiri restoran, café dan hotel yang ditata begitu cantik, semuanya langsung menghadap ke laut lepas, itu indah bangeeet.

Selesai menulusuri pantai kuta, sebelum turis turis itu pada berdatangan, saya dan paman sudah bersiap siap menuju destinasi selanjutnya yakni ke Tanah Lot. Perjalanan ke Tanah Lot bisa ditempuh selama 1.5 – 2 jam, wuuihhh lama juga yaah, tapi pengen banget ke sana. Akhirnya setelah menembus teriknya matahari, saya sampai juga di Tanah Lot. Tidak seramai di Kuta, di Tanah Lot banyak tebing tebing curam, beberapa Pura, dan yang menurut saya menarik adalah Pura yang ada diatas tebing.  Sepanjang jalan memasuki kawasan Tanah Lot kita akan bertemu dengan banyak toko oleh-oleh, tapi kata Pamanku oleh oleh disana jauh lebih mahal. Setelah puas berkeliling, kami memutuskan untuk segera pulang, tapi sebelumnya kami singgah dulu di jogger, salahsatu pusat oleh oleh terkenal di Bali, yang menurut saya merupakan sarangnya orang orang kreatif. Saya sempat singgah lagi dibeberapa pusat oleh oleh lainnya, ini dikarenakan pesanan orang orang rumah yang berjubel.

Sayangnya perjalananku kali ini harus berakhir, 3 hari yang berkesan dan membuat saya mengucap syukur tiada terhingga kepada Allah, telah memberiku kesempatan menjejakkan kaki di belahan buminya yang lain. Namun, masih ada satu tempat yang belum sempat saya kunjungi di Bali, saya pengen banget maen ke Ubud dan Kintamani, disana kita akan disuguhi pemandangan pedesaan yang begitu indah, panorama alam serta masyarakat yang begitu ramah, katanya setiap orang yang datang kesana akan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Bali, Saya akan kembali…………..

Salam Santun
@IrnaYuliani_