Do What You Love, Love What You Do

Senin, 18 November 2013

Saya, Hujan dan Pelangi



Bagi saya saat saat hujan itu indah, serasa ada keteduhan melihat tetesan tetesan air hujan yang jatuh, karena hujan adalah rahmat yang datangnya dari pencipta, kalo aja banjir sana sini, yah karena penyebabnya kita yang buat, pepohonan udah jarang, sampah dimana-mana, bikin selokan selokan tersumbat hingga banjir, air sungai meluap karena banyak sampah yang menyumbat alirannya, belum lagi dikiri kanannya sudah gak ada pepohonan, nahh kan, ini ulah kita sendiri. Eiitss……..bukan banjir sebenarnya yang pengen saya certain, yang pengen saya certain kenapa saya menyukai hujan.

Banyak hal yang membuat saya menyukai hujan, banyak moment indah yang tercipta  bersama tetesan air hujan. Satu sosok yang amat kurindukan ketika hujan tiba adalah kehangatan keluarga, berada ditengah-tengah keluarga. Saat hujan, saya, bapak dan mama serta adikku sering nongkrong di dapur membuat cemilan, abis itu duduk di teras menikmati cemilan yang kita buat, sambil memandangi hujan dan mendengarkan cerita bapak yang kadang membuat kami sakit perut karena terlalu banyak tertawa, beliau selalu menceritakan kami cerita lucu, yang lucunya bener bener lucu. Kadang kala dalam hati saya berdoa semoga hujan ini awet biar bapak terus bercerita. Dari taman kanak-kanak hingga SMA saya tinggal di sebuah desa yang letaknya di dataran tinggi, persis dibawah kaki gunung, sebuah desa kecil yang dikelilingi gunung-gunung yang masih tampak asri, dan bila hujan datang, dinginnya sampai ke tulang, itulah yang membuat kita malas ngapa ngapain, naah karena itu saya, bapak, mama dan adikku lebih senang duduk diteras meskipun dingin, tapi terasa nikmat. Kadang kala kita hanya bermain tebak-tebakan, dan bapak sering sekali curang, hingga saya dan adikku gak pernah jadi pemenang, hhaaaahaa….’

Sewaktu kecil, seperti anak-anak yang lainnya, saya senang sekali main hujan-hujanan, meski seingat saya sering dapat omelan dari mama karena seluruh badan saya basah karena hujan, tapi irna kecil sama sekali gak peduli, yang penting ia senang sudah bermain dibawah hujan. Semasa SMA saya dan teman-teman kadang kala menerobos hujan ketika pulang sekolah karena hujan tak kunjung reda, dan angkutan umum sangat sulit didapat, hanya ada satu dua angkutan umum yang lalu lalang ke arah rumahku, dan ketika hujan tiba kebanyakan angkutan umum itu tak beroperasi. Solusinya kami pun harus menerobos hujan dengan menikmati perjalanan 3 kilometer hingga ke rumah sambil berkejar kejaran di tengah hujan, yang terlihat bukanlah letih tapi hanya senyuman kami, yah senyuman anak-anak desa yang tampak kumel tapi punya cita cita luar biasa.

Saya senang meletakkan tanganku di bawah hujan yang jatuh dari atap rumah, merasakan lembut tetes demi tetes yang jatuh, atau menghadapkan wajahku kelangit dan merasakan air hujan yang jatuh diwajahku, itu menyenangkan. Pelangi yang hadir setelah hujan reda akan menambah manis kisah tiap kali hujan datang. Memandangi hujan seperti memandangi sebuah lukisan ajaib, maha karya dasyat yang tiada duanyanya.  Disana ada kebesaran Ilahi, ada cinta yang Allah berikan untuk makhluk ciptaaNya di muka bumi, dan saya merasakan itu tiap kali hujan turun. Saya juga belajar sesuatu disana, berikut ini sebuah kutipan favorite saya,

“Jika kau menyukai pelangi, jangan pernah membeci hujan yang turun, karena pelangi hanya akan ada setelah hujan reda, jika kamu menyukai kesuksesan maka jangan pernah membenci kerja keras, karna kesuksesan hanya akan ada setelah kamu bekerja keras”

So…..
Apa kamu juga menyukai hujan?

1 komentar:

Putri Indah Nirmalasari mengatakan...

_saya suka sekali hujan. Damai :')