Bagi saya saat saat hujan itu indah, serasa ada
keteduhan melihat tetesan tetesan air hujan yang jatuh, karena hujan adalah
rahmat yang datangnya dari pencipta, kalo aja banjir sana sini, yah karena
penyebabnya kita yang buat, pepohonan udah jarang, sampah dimana-mana, bikin
selokan selokan tersumbat hingga banjir, air sungai meluap karena banyak sampah
yang menyumbat alirannya, belum lagi dikiri kanannya sudah gak ada pepohonan, nahh
kan, ini ulah kita sendiri. Eiitss……..bukan banjir sebenarnya yang pengen saya
certain, yang pengen saya certain kenapa saya menyukai hujan.
Banyak hal yang membuat saya menyukai hujan, banyak
moment indah yang tercipta bersama
tetesan air hujan. Satu sosok yang amat kurindukan ketika hujan tiba adalah
kehangatan keluarga, berada ditengah-tengah keluarga. Saat hujan, saya, bapak
dan mama serta adikku sering nongkrong di dapur membuat cemilan, abis itu duduk
di teras menikmati cemilan yang kita buat, sambil memandangi hujan dan mendengarkan
cerita bapak yang kadang membuat kami sakit perut karena terlalu banyak
tertawa, beliau selalu menceritakan kami cerita lucu, yang lucunya bener bener
lucu. Kadang kala dalam hati saya berdoa semoga hujan ini awet biar bapak terus
bercerita. Dari taman kanak-kanak hingga SMA saya tinggal di sebuah desa yang
letaknya di dataran tinggi, persis dibawah kaki gunung, sebuah desa kecil yang
dikelilingi gunung-gunung yang masih tampak asri, dan bila hujan datang,
dinginnya sampai ke tulang, itulah yang membuat kita malas ngapa ngapain, naah
karena itu saya, bapak, mama dan adikku lebih senang duduk diteras meskipun
dingin, tapi terasa nikmat. Kadang kala kita hanya bermain tebak-tebakan, dan
bapak sering sekali curang, hingga saya dan adikku gak pernah jadi pemenang,
hhaaaahaa….’
Sewaktu kecil, seperti anak-anak yang lainnya, saya
senang sekali main hujan-hujanan, meski seingat saya sering dapat omelan dari
mama karena seluruh badan saya basah karena hujan, tapi irna kecil sama sekali
gak peduli, yang penting ia senang sudah bermain dibawah hujan. Semasa SMA saya
dan teman-teman kadang kala menerobos hujan ketika pulang sekolah karena hujan
tak kunjung reda, dan angkutan umum sangat sulit didapat, hanya ada satu dua
angkutan umum yang lalu lalang ke arah rumahku, dan ketika hujan tiba kebanyakan
angkutan umum itu tak beroperasi. Solusinya kami pun harus menerobos hujan
dengan menikmati perjalanan 3 kilometer hingga ke rumah sambil berkejar kejaran
di tengah hujan, yang terlihat bukanlah letih tapi hanya senyuman kami, yah senyuman
anak-anak desa yang tampak kumel tapi punya cita cita luar biasa.
Saya senang meletakkan tanganku di bawah hujan yang
jatuh dari atap rumah, merasakan lembut tetes demi tetes yang jatuh, atau
menghadapkan wajahku kelangit dan merasakan air hujan yang jatuh diwajahku, itu
menyenangkan. Pelangi yang hadir setelah hujan reda akan menambah manis kisah
tiap kali hujan datang. Memandangi hujan seperti memandangi sebuah lukisan
ajaib, maha karya dasyat yang tiada duanyanya. Disana ada kebesaran Ilahi, ada cinta yang
Allah berikan untuk makhluk ciptaaNya di muka bumi, dan saya merasakan itu tiap
kali hujan turun. Saya juga belajar sesuatu disana, berikut ini sebuah kutipan
favorite saya,
“Jika
kau menyukai pelangi, jangan pernah membeci hujan yang turun, karena pelangi
hanya akan ada setelah hujan reda, jika kamu menyukai kesuksesan maka jangan
pernah membenci kerja keras, karna kesuksesan hanya akan ada setelah kamu
bekerja keras”
So…..
Apa kamu juga menyukai hujan?
1 komentar:
_saya suka sekali hujan. Damai :')
Posting Komentar