Kalo ditanya soal pengalaman, saya mungkin
belum ada apa-apanya di banding dengan orang-orang yang sudah berusia 60
tahunan ke atas. Apalagi jika ditanya soal pengalaman kerja, tentu masih sangat
sedikit. Hampir 2 tahun bekerja di proyek pemberdayaan masyarakat, sempat
bekerja di sebuah yayasan yang bergerak untuk kemaslahatan ummat, dan sekarang
bekerja di sebuah istansi kesehatan. Meski pengalaman kerja saya terbilang
masih sangat singkat, tapi pengalaman belajar saya mungkin melebihi jam kerja
saya.
Mungkin ada diantara kita sudah
berpuluh-puluh tahun bekerja, tapi sampai akhirnya pensiun tak ada pelajaran
yang nyangkut, ia tetap seperti dirinya semasa bekerja dulu. Bekerja di
beberapa tempat berbeda memberiku banyak pelajaran. Bertemu dengan berbagai
watak manusia membuatku menyimpulkan beberapa hal, bahwasanya masih banyak
diantara kita menjadikan harta dan popularitas sebagai tujuan akhir kehidupan. Meski
banyak yang tetap berdalih bahwa ia bekerja bukan hanya mencari harta semata
atau popularitas semata, tapi kenyataannya dalam proses kerjanya ia sama sekali
tak menunjukkan hal yang demikian, ia bekerja sambil mengeluh, ia bekerja ala
kadarnya, ia yang bekerja ketika dilihat saja oleh pimpinannya, ia yang sering
menyakiti hati rekan kerjanya dengan bersikap semaunya, ia yang tak santun dalam
berucap. Bukankah sikap – sikap yang demikian menunjukkan bahwa kita bekerja
hanya mencari harta semata???, karena jika kita bekerja ingin mencari
keberkahan, maka kita akan bekerja dengan semangat, akan santun memperlakukan
rekan kerja kita, akan santun dalam memberi saran dan menegur rekan kerja kita,
akan menyelesaikan tanggungjawab kita sebagaimana mestinya.
Tapi kenyataannya, masih banyak yang bekerja
hanya mencari harta bukan berkah. Ketika kita mencari berkah maka sudah barang
tentu Allah adalah tujuan akhir kita. Tujuan akhir yang sesungguhnya memang
adalah kehidupan akhirat, tapi tak sedikit diantara kita yang lalai menyiapkan
bekal menuju kesana. Hampir separuh umur kita, kita gunakan untuk bekerja dan
mencari nafkah terutama bagi kaum pria, sungguh sangat sia-sia jika dalam kita
bekerja kita sibuk mengumpulkan pundi pundi tabungan di dunia, tapi kita lupa
menyetor ke bank akhirat.
Beberapa teman saya lihat, ia sangat
bertanggung jawab, sangat disiplin, ia rajin sedekah, menurutnya sudah cukup
untuk membuat pekerjaannya berberkah, tapi tanpa ia sadari ternyata dalam
proses kerjanya ia sering kali menyakiti hati sesama rekan kerjanya, ia
bertindak semaunya tanpa memikirkan perasaan orang-orang disekelilingnya, maka bagaimana
mungkin pekerjaannya membawa keberkahan, jika ia seringkali mendzolimi
sesamanya??
Bagi saya apapun profesi kita, asalkan itu
bisa membuat kita makin dekat ke Allah. Kita
harus bisa memasukkan Allah dalam setiap sudut kehidupan kita, dalam bekerja,
dalam bergaul, dalam keluarga, dan lain-lain. Perbaikilah hubunganmu dengan
Allah, In Shaa Allah akan memperbaiki hubunganmu dengan sesamamu.
Salah satu tempat bekerja, dengan lingkungan
kerja yang menurut saya selalu membuat hati adem, yakni sewaktu bergabung di
Yayasan Cinta Sedekah Nusantara (CSN), sebuah yayasan yang memikirkan
kemaslahatan ummat, yang juga berfokus melahirkan generasi al-qur’an. Orang –
orang yang bekerja di dalam memang sudah di tempa untuk mendahulukan Allah
diatas segalanya, di ajarkan untuk senantiasa mencontoh akhlak Baginda
Rasulullah SAW, hingga melahirkan orang-orang yang memiliki akhlak yang
menawan, begitu santun ketika saling bertegur sapa, begitu lembut tutur katanya
dalam mengingatkan, begitu bijak dalam memberi nasehat, disanalah salah satu
sekolah luar biasa yang pernah mendidik saya untuk selalu mengingat Allah baik
dalam keadaan senang mampun susah, jika senang kita bersyukur, jika susah kita
bersabar.
Ketika kita menempatkan Allah (akhirat)
sebagai tujuan akhir kehidupan kita, maka hidup ini akan terasa ringan dan
membawa ketenangan. So ….mari kita memulai yang baru dari tujuan akhir hidup
kita.
Hidup bukan tentang sesukses suksesnya tapi
seberkah berkahnya
Salam Santun
@IrnaYuliani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar