Do What You Love, Love What You Do

Rabu, 20 Agustus 2014

Mulailah Dari Tujuan Akhir



Kalo ditanya soal pengalaman, saya mungkin belum ada apa-apanya di banding dengan orang-orang yang sudah berusia 60 tahunan ke atas. Apalagi jika ditanya soal pengalaman kerja, tentu masih sangat sedikit. Hampir 2 tahun bekerja di proyek pemberdayaan masyarakat, sempat bekerja di sebuah yayasan yang bergerak untuk kemaslahatan ummat, dan sekarang bekerja di sebuah istansi kesehatan. Meski pengalaman kerja saya terbilang masih sangat singkat, tapi pengalaman belajar saya mungkin melebihi jam kerja saya. 

Mungkin ada diantara kita sudah berpuluh-puluh tahun bekerja, tapi sampai akhirnya pensiun tak ada pelajaran yang nyangkut, ia tetap seperti dirinya semasa bekerja dulu. Bekerja di beberapa tempat berbeda memberiku banyak pelajaran. Bertemu dengan berbagai watak manusia membuatku menyimpulkan beberapa hal, bahwasanya masih banyak diantara kita menjadikan harta dan popularitas sebagai tujuan akhir kehidupan. Meski banyak yang tetap berdalih bahwa ia bekerja bukan hanya mencari harta semata atau popularitas semata, tapi kenyataannya dalam proses kerjanya ia sama sekali tak menunjukkan hal yang demikian, ia bekerja sambil mengeluh, ia bekerja ala kadarnya, ia yang bekerja ketika dilihat saja oleh pimpinannya, ia yang sering menyakiti hati rekan kerjanya dengan bersikap semaunya, ia yang tak santun dalam berucap. Bukankah sikap – sikap yang demikian menunjukkan bahwa kita bekerja hanya mencari harta semata???, karena jika kita bekerja ingin mencari keberkahan, maka kita akan bekerja dengan semangat, akan santun memperlakukan rekan kerja kita, akan santun dalam memberi saran dan menegur rekan kerja kita, akan menyelesaikan tanggungjawab kita sebagaimana mestinya.

Tapi kenyataannya, masih banyak yang bekerja hanya mencari harta bukan berkah. Ketika kita mencari berkah maka sudah barang tentu Allah adalah tujuan akhir kita. Tujuan akhir yang sesungguhnya memang adalah kehidupan akhirat, tapi tak sedikit diantara kita yang lalai menyiapkan bekal menuju kesana. Hampir separuh umur kita, kita gunakan untuk bekerja dan mencari nafkah terutama bagi kaum pria, sungguh sangat sia-sia jika dalam kita bekerja kita sibuk mengumpulkan pundi pundi tabungan di dunia, tapi kita lupa menyetor ke bank akhirat. 

Beberapa teman saya lihat, ia sangat bertanggung jawab, sangat disiplin, ia rajin sedekah, menurutnya sudah cukup untuk membuat pekerjaannya berberkah, tapi tanpa ia sadari ternyata dalam proses kerjanya ia sering kali menyakiti hati sesama rekan kerjanya, ia bertindak semaunya tanpa memikirkan perasaan orang-orang disekelilingnya, maka bagaimana mungkin pekerjaannya membawa keberkahan, jika ia seringkali mendzolimi sesamanya??

Bagi saya apapun profesi kita, asalkan itu bisa membuat  kita makin dekat ke Allah. Kita harus bisa memasukkan Allah dalam setiap sudut kehidupan kita, dalam bekerja, dalam bergaul, dalam keluarga, dan lain-lain. Perbaikilah hubunganmu dengan Allah, In Shaa Allah akan memperbaiki hubunganmu dengan sesamamu.

Salah satu tempat bekerja, dengan lingkungan kerja yang menurut saya selalu membuat hati adem, yakni sewaktu bergabung di Yayasan Cinta Sedekah Nusantara (CSN), sebuah yayasan yang memikirkan kemaslahatan ummat, yang juga berfokus melahirkan generasi al-qur’an. Orang – orang yang bekerja di dalam memang sudah di tempa untuk mendahulukan Allah diatas segalanya, di ajarkan untuk senantiasa mencontoh akhlak Baginda Rasulullah SAW, hingga melahirkan orang-orang yang memiliki akhlak yang menawan, begitu santun ketika saling bertegur sapa, begitu lembut tutur katanya dalam mengingatkan, begitu bijak dalam memberi nasehat, disanalah salah satu sekolah luar biasa yang pernah mendidik saya untuk selalu mengingat Allah baik dalam keadaan senang mampun susah, jika senang kita bersyukur, jika susah kita bersabar.

Ketika kita menempatkan Allah (akhirat) sebagai tujuan akhir kehidupan kita, maka hidup ini akan terasa ringan dan membawa ketenangan. So ….mari kita memulai yang baru dari tujuan akhir hidup kita.

Hidup bukan tentang sesukses suksesnya tapi seberkah berkahnya

Salam Santun
@IrnaYuliani

Tidak ada komentar: