Do What You Love, Love What You Do

Minggu, 17 Agustus 2014

Guru Besarku



Di saat orang-orang sedang merasakan gegap gempita perayaan Kemerdekaan Tanah Air tercinta, tak demikian denganku. Saya melaluinya dengan cara berbeda dari beberapa tahun yang telah lalu. Saya memutuskan untuk di rumah saja, menghabiskan waktu membaca beberapa buku yang belum khatam. Hari ini memang begitu special, karena 69 Tahun yang lalu akhirnya tanah air kita tercinta bisa meraih kemerdekaannya, meski dari kacamataku negeri ini sama sekali belum merdeka. Diluar dari peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, bagi saya hari ini super duper special, karena hari ini seorang teman, sahabat, super hero saya merayakan ulang tahunnya yang ke 50 Tahun, ia adalah Bakhtiar, Bapakku.
Tulisan ini hanya sebagian kecil dari luapan perasaan cinta dan kasih sayangku untuknya. Lagi pula ia tidak akan mungkin bisa membaca tulisan ini, kalo bukan saya atau mungkin orang lain yang menyodorkannya, kenapa? Karena bapak gak tau internetan, heheehe….. tapi tetap saja di mataku ia adalah bapak terhebat sedunia.
Ia yang terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja, di pedalaman Sulawesi Selatan, dibesarkan oleh kakek dan neneknya, ditempa menjadi anak yang cerdas, disiplin, pantang menyerah dan pekerja keras. Menjalani masak kecil yang begitu indah layaknya anak-anak kecil pada umumnya, bermain di sungai, memanjat pohon, berlari-larian di tengah sawah, sambil membantu kakek dan neneknya bertani, akan tetapi cerita sedih dan mengharukan juga menjadi salah satu bagian dari hidupnya. Kehidupan ekonomi yang pas-pasan, sudah membiasakan ia hidup prihatin sejak kecil, tapi semangat belajarnya tetap mengebu-gebu hingga akhirnya menghantarkan ia menjadi salah satu lulusan terbaik dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Makassar (Dulu Ujung Pandang). Cita-citanya menjadi seorang guru sejak kecil, kini telah menjadi kenyataan, bukan hanya guru bagi murid-muridnya di sekolah tapi juga guru terbaik buat 2 anak gadisnya dan satu anak lelakinya. Dedikasinya yang luar biasanya di dunia pendidikan menghantarkan ia meraih banyak penghargaan, tapi baginya kesuksesan dan kebahagiaan anak-anaknya akan menjadi penghargaan terbaik sepanjang hidupnya.
Pelajaran kehidupan yang ia punya selalu ia bagi kepadaku, juga kepada ke dua adikku. Saya yang kini jauh dan tidak tinggal bersama orangtua merasakan bahwa tiap nasehat demi nasehat yang ia berikan kepadaku, sungguh sebuah pelajaran berharga bagiku dalam mengarungi samudra kehidupan, dan membuatku merindukan moment-moment dimana saya dan bapak, hanya kami berdua menikmati sepenggal waktu yang sama, ngobrol berjam-jam, tertawa bersama, makan bersama, sungguh itu membuatku rindu….
Sebagai anak perempuan tertua di keluarga, bapak selalu mengajarkanku untuk bisa hidup mandiri, menjaga diri, dan bertanggung jawab atas kedua adikku. Saya harus pandai merawat diri, karena kelak saya akan menjadi seorang istri dan juga ibu. Menjadi perempuan itu tak harus cantik rupa tapi harus anggun akhlaknya, demikian kesimpulan dari tiap nasehat yang ia berikan kepadaku dan juga adik perempuanku (putri).
Bapak, orang yang paling tidak akan tega melihat saya menangis, orang yang akan selalu membesarkan hatiku jika saya mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain, dan bapak juga adalah orang pertama yang akan memarahiku jika saya berbuat kesalahan. Dialah guru besarku, guru yang selalu membuatku semangat mewujudkan mimpi-mimpiku, guru yang seperti teman bagiku. 
Saya juga yakin bahwa ayah sahabat-sahabat semua juga adalah ayah terbaik, jangann pernah putus doa kita untuk mereka, semoga kelak kita bisa berkumpul bersama di surgaNya. Aamiinn


Baaaapaaaak, Selamat Ulang Tahun…..
Kami bangga menjadi anakmu
Bapak, I Lovee Yuuu Puull….

Tidak ada komentar: