Di saat
orang-orang sedang merasakan gegap gempita perayaan Kemerdekaan Tanah Air
tercinta, tak demikian denganku. Saya melaluinya dengan cara berbeda dari
beberapa tahun yang telah lalu. Saya memutuskan untuk di rumah saja,
menghabiskan waktu membaca beberapa buku yang belum khatam. Hari ini memang
begitu special, karena 69 Tahun yang lalu akhirnya tanah air kita tercinta bisa
meraih kemerdekaannya, meski dari kacamataku negeri ini sama sekali belum
merdeka. Diluar dari peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, bagi saya
hari ini super duper special, karena hari ini seorang teman, sahabat, super
hero saya merayakan ulang tahunnya yang ke 50 Tahun, ia adalah Bakhtiar,
Bapakku.
Tulisan ini
hanya sebagian kecil dari luapan perasaan cinta dan kasih sayangku untuknya.
Lagi pula ia tidak akan mungkin bisa membaca tulisan ini, kalo bukan saya atau
mungkin orang lain yang menyodorkannya, kenapa? Karena bapak gak tau
internetan, heheehe….. tapi tetap saja di mataku ia adalah bapak terhebat
sedunia.
Ia yang
terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja, di pedalaman Sulawesi Selatan,
dibesarkan oleh kakek dan neneknya, ditempa menjadi anak yang cerdas, disiplin,
pantang menyerah dan pekerja keras. Menjalani masak kecil yang begitu indah
layaknya anak-anak kecil pada umumnya, bermain di sungai, memanjat pohon,
berlari-larian di tengah sawah, sambil membantu kakek dan neneknya bertani,
akan tetapi cerita sedih dan mengharukan juga menjadi salah satu bagian dari
hidupnya. Kehidupan ekonomi yang pas-pasan, sudah membiasakan ia hidup prihatin
sejak kecil, tapi semangat belajarnya tetap mengebu-gebu hingga akhirnya menghantarkan
ia menjadi salah satu lulusan terbaik dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di
Makassar (Dulu Ujung Pandang). Cita-citanya menjadi seorang guru sejak kecil,
kini telah menjadi kenyataan, bukan hanya guru bagi murid-muridnya di sekolah
tapi juga guru terbaik buat 2 anak gadisnya dan satu anak lelakinya. Dedikasinya
yang luar biasanya di dunia pendidikan menghantarkan ia meraih banyak
penghargaan, tapi baginya kesuksesan dan kebahagiaan anak-anaknya akan menjadi penghargaan
terbaik sepanjang hidupnya.
Pelajaran
kehidupan yang ia punya selalu ia bagi kepadaku, juga kepada ke dua adikku. Saya
yang kini jauh dan tidak tinggal bersama orangtua merasakan bahwa tiap nasehat
demi nasehat yang ia berikan kepadaku, sungguh sebuah pelajaran berharga bagiku
dalam mengarungi samudra kehidupan, dan membuatku merindukan moment-moment
dimana saya dan bapak, hanya kami berdua menikmati sepenggal waktu yang sama,
ngobrol berjam-jam, tertawa bersama, makan bersama, sungguh itu membuatku rindu….
Sebagai anak
perempuan tertua di keluarga, bapak selalu mengajarkanku untuk bisa hidup
mandiri, menjaga diri, dan bertanggung jawab atas kedua adikku. Saya harus
pandai merawat diri, karena kelak saya akan menjadi seorang istri dan juga ibu.
Menjadi perempuan itu tak harus cantik rupa tapi harus anggun akhlaknya,
demikian kesimpulan dari tiap nasehat yang ia berikan kepadaku dan juga adik
perempuanku (putri).
Bapak, orang
yang paling tidak akan tega melihat saya menangis, orang yang akan selalu
membesarkan hatiku jika saya mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang
lain, dan bapak juga adalah orang pertama yang akan memarahiku jika saya
berbuat kesalahan. Dialah guru besarku, guru yang selalu membuatku semangat
mewujudkan mimpi-mimpiku, guru yang seperti teman bagiku.
Saya juga
yakin bahwa ayah sahabat-sahabat semua juga adalah ayah terbaik, jangann pernah
putus doa kita untuk mereka, semoga kelak kita bisa berkumpul bersama di
surgaNya. Aamiinn
Baaaapaaaak,
Selamat Ulang Tahun…..
Kami
bangga menjadi anakmu
Bapak,
I Lovee Yuuu Puull….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar