Do What You Love, Love What You Do

Senin, 07 September 2015

Akhirnya, Aku Jatuh Cinta

Cerita singkat ini berawal ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di sebuah kampus yang kesan pertamaku waktu itu adalah kampus yang begitu asri dan tenang. Pepohonan rindang dimana mana dapat aku nikmati. Memutuskan untuk memilih kampus ini sebagai tujuan pendidikan saya selanjutnya adalah bukan karena minat atau bakat saya di situ karena memang pilihan yang saya inginkan tak bisa saya raih, hingga akhirnya saya  memasuki ruang kelas pertama kali, saya sama sekali belum tau akan jadi apa saya selepas kuliah di sini. Aku hanya menjalani takdir yang Allah gariskan.

Terlahir dalam didikan untuk selalu mencapai yang terbaik, membawa saya bersungguh sungguh belajar untuk bisa meraih prestasi belajar terbaik, tapi ada satu hal yang tidak kutemukan disana, yakni rasa cinta pada profesiku. Aku hanya sekedar menjalani takdir dan mempersembahkan yang sebaik baiknya, sebagai bentuk terima kasih saya kepada orang tua yang telah bersusah payah mendidik dan menyekolahkan saya.

Aku hanya jatuh cinta dengan orang orang disekelilingku, sahabat dan dosen dosenku, organisasi yang membangun karakter dan semangatku, aku benar benar menikmati waktu bersama mereka. Hingga akhirnya saya lulus kuliah, dan memperoleh kesempatan mengamalkan ilmu di masyarakat, tapi lagi lagi itu terasa hanya satu bentuk tanggung jawab.

Takdir kemudian membawaku hijrah ke pulau lain, bertemu dengan berbagai macam suku, tradisi, bahasa dan kebiasaan yang berbeda. Seperti biasa lagi lagi ini terasa hanya sekedar tanggung jawab. Hingga pada suatu hari, saya tak sengaja mengambil sebuah gambar seorang ibu dan anak yang datang ke Posyandu, ia bahagia menyapaku begitu ramah waktu itu, kami sempat berbincang bincang dan ibunya tampak bahagia dengan beberapa saran dariku tentang pemantauan pertumbuhan anaknya.

Wajah ibu itu, senyuman anaknya, membuat hatiku sangat bahagia, ada yang terasa beda, aku bahagia bisa berbagi dengan ibu dan anaknya tadi, sungguh sangat bahagia, dan sepertinya aku mulai menemukan rasa cinta pada profesi ini, rasa yang sekian lama aku nanti, bukan sekedar hanya menuntaskan kewajiban profesi, tapi disana ada ketulusan, ada keinginan berbagi lebih banyak, ada hati yang diam diam bahagia melihat orang lain bahagia mendapat secuil ilmu dariku.



Aku bersyukur ditakdirkan Allah sebagai ahli gizi, semoga dengan cinta yang tumbuh di hati, aku akan semakin mencintai profesiku, yang dengan rasa cinta itu aku bisa semangat untuk terus berbagi. Aaamiin.

Profesi itu bukan hanya soal tanggung jawab, tapi juga tentang bagaimana kita mencintainya, agar semua yang kita lakukan benar benar ikhlas, dan semoga bernilai ibadah disisiNya. Sepertinya hal sholat contohnya, ketika ia hanya sekedar dilakukan adalah untuk menggugurkan kewajiban, ia berlalu tanpa ada rasa. Tapi jika di lakukan karena cinta maka sungguh itu terasa begitu nikmat, begitulah profesi yang Allah anugrahkan, tidak semua orang mampu mencintainya, sebagian besar hanya menggugurkan tanggung jawab. Yaaah, karena segala sesuatunya itu perlu rasa cinta, dan akhirnya aku bisa jatuh cinta pada profesi ini, semoga Allah membantuku menjaga rasa cinta ini.

Aku begitu cinta pada negara ini, aku makan dan minum di tanahnya, dan Allah membukakan jalan kebermanfaatan diriku untuk negeri ini sebagai seorang ahli gizi, lalu Allah menumbuhkan cinta di dalam hatiku, maka pengabdianku setulus hati adalah bentuk rasa syukur yang harus selalu kujaga.

Semoga kawan kawan semua, juga akan jatuh cinta pada profesi mulia yang sedang disandang sebagai seorang ahli gizi.
Terima kasih yaa Allah, akhirnya aku jatuh cinta....

Salam Sehat dan Salam Inspirasi

Tidak ada komentar: