Do What You Love, Love What You Do

Jumat, 17 Juni 2016

Jalan Para Pecinta

Ia mencintai dengan sepenuh hati
Seperti cinta yang ia lukiskan dalam sujudnya
Ia yang tuturnya lebih lembut dari sehelai kapas
Seperti ia bertutur kepada saudaranya
Ia yang hatinya luas tak terbatas
Tak pernah risau memikirkan dunia

Ia yang hatinya dipenuhi rindu
Rindu berjumpa dengan RabbNya
Ia yang begitu indah mencintai
Cinta yang tampak dari akhlaknya yang menawan
Ia yang tak pernah berputus asa
Akan rahmat dari TuhanNya
Ia yang sedang berjalan di jalan para pecinta

Jalan para pencinta,
Jalan bagi dia yang dihatinya ada iman
Jalan yang tampak begitu berat
Tapi iman akan membuatnya menjadi indah
Keindahan itu bahkan membuat para malaikat menjadi iri
Saya ingin mencintai seperti mereka mecintai
Mereka, orang orang yang dihatinya ada iman
Mereka tertawa dan menangis karena Allah
Indah sekali....

Di jalan para pecinta
Akhirnya kutemukan jawaban atas pertanyaan
"Siapakah yang paling bahagia di dunia ini?"
Yang paling bahagia adalah mereka yang paling
banyak mencicipi manisnya iman.
Dan hanya Allah yang tau kadar keimanan seseorang.

Iman, akan menuntun kita berjalan bersama para pecinta
Perjalanan yang tidak akan pernah kita tau kapan akhirnya
Tapi disana kita akan selalu tau kapan waktunya kita bersujud.
Dan Allah adalah sebaik baik teman perjalanan.

Samarinda, 12 Ramadhan 1437 H

Senin, 06 Juni 2016

Negeri Sejuta Pelangi (Sebuah Cerita Perjalanan)

Setelah menghabiskan empat hari liburan di pulau dewata bulan februari kemaren, waktu itu belum terpikirkan sama sekali bahwa tiga bulan kemudian akan liburan lagi, dan liburan nya ketempat yang sama sekali belum ada dalam daftat tempat yang ingin saya kunjungi dalam waktu dekat.

Provinsi Bangka Belitung, tepatnya di Pulau Belitung, itu adalah tujuan liburan saya kali ini. Memiliki seorang sahabat yang juga senang mengunjungi tempat tempat baru, membuat niat berkunjung kesana semakin bulat. Merencanakan liburan bagi seorang abdi negera seperti saya bukanlah hal yang mudah, ada banyak tanggungjawab yang mesti saya selesaikan, termasuk mengurus cuti. Ditengah padatnya kegiatan kantor bukan hal mudah mendapatkan izin dari pimpinan, tapi lain halnya kali ini, beliau memberikan izin dengan mudah. Tapi setelah itu berbagai drama bermunculan. Seminggu kemudian setelah saya mengusulkan cuti, surat cutinya terbit dengan tanggal yang cuma satu periode, sementara yang saya usulkan ada dua periode, dan yang tidak  keluar adalah periode cuti yang bertepatan dengan jadwal liburan kali ini. Sedikit dibuat galau waktu itu, tapi alhamdulillah ternyata surat cuti yang periode pertama itu terselip, daaan akhirnya urusan cuti beres. Tapi kemudian drama lain muncul, dan ini membuat saya dan teman yang akan bareng ke belitung menjadi lemes, dan tak lagi bersemangat, ada apa????. Saya dan teman berangkat ke belitung menggunakan jasa Travel Planner dari Piknik Nusantara yang mengadakan Open Trip, dan saat kami ingin mendaftar, apa yang terjadi, "FULL SEAT" pemirsaaah..... Keinginan untuk berkunjung ke Negeri Laskar Pelangi sudah membulat di dalam hati, surat cuti sudah keluar, dari pihak travel meminta kami menunggu sekitar seminggu lagi, siapa tau ada yang cancel, jadi kami dimasukkan dalam daftar tunggu, totalnya ada 3 orang. Kalo pun menambah kuota harus nyampe 14 orang. Mendengar kabar itu bikin galau, tapi karena sudah kepengen banget maen ke sana, jari jari lincah ini kemudian menghibungi teman teman yang mungkin kenal travel planner yang lain, sambil nanya nanya ke om google, beberapa travel pun sudah saya hubungi, tapi belum ada yang pas *uhhuuy baju kali aahhh....yaah menjelajah pulau belitung berdua cukup menguras isi kantong, karena tempat tempat wisatanya berjauh jauhan, ikut trip gabungan adalah solusinya. Piknik Nusantara adalah salah satu Travel Planner and Organizer yang sudah pernah digunakan teman saya, dan beliau recommend banget dengan travel ini, jadilah sedikit kecewa ketika mendengar open trip ke Pulau Belitung nya full seat, padahal masih ada sebulan lagi dari jadwal trip nya. Saat itu sambil mencari cari open trip lain, saatnya memasrahkan diri kepada Allah, Dia yang paling tau yang terbaik untuk hambaNya, kami diminta bersabar hingga seminggu kemudian, bahkan sebelum perjalanan ini dimulai Allah sudah memberi kami pelajaran tentang "Sabar". 5 hari kemudian teman saya mendapat kabar dari Piknik Nusantara, ada kuota untuk dua orang, sampai sampai gak percaya waktu itu, bagaimana bisa, dan sampai sekarang masih penasaran kok bisa??? Kerja Allah luar biasa daah....

26 Mei 2016
Menyapa sore di Tanjung Pandan, Ibu Kota Belitung, akhirnya kami memijakkan kaki di tempat yang dulunya menjadi salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Setelah keluar dari bandara, dan menuju penginapan, sedikit terkejut melihat pemandangan kota yang begitu sepi, sangat jauh dari ekspektasi saya yang mengira kota yang memiliki bandar udara paling tidak di ibu kota kabupaten nya rame, tapi diluar dugaan sepiii luar biasa, kata temanku, untuk pertama kalinya dia bisa berdiri di tengah jalan raya sangat lama, tempat ini memang cocok untuk tujuan liburan bagi mereka yang tinggal dikota kota besar.

Jadwal trip bersama Piknik Nusantara terjadwal 27-29 Mei, itu artinya kami baru akan bertemu esok hari di penginapan yang sudah di pilihkan Pinus selama trip. Jika menyebut kata belitung apa yang terlintas di benak kawan kawan semua, kalo saya langsung terbawa ke salah satu film legendaris yang di angkat dari Novel Andrea Hirata "Laskar Pelangi". Setelah Kemunculan film ini, kunjungan wisatawan ke Bangka Belitung semakin meningkat. Sekedar info film "Laskar Pelangi" adalah film pertama yang saya tonton di Bioskop, karena saya termasuk salah satu orang yang milih milih kalo soal nonton.

Ada banyak cara mengawali sebuah pertemuan, dan Allah memiliki keseluruhan caranya. Pertemuan dengan 13 kawan baru di trip kali ini, melahirkan banyak cerita dan pelajaran berharga untuk saya pribadi. Bertemu dengan orang orang supel, menjadikan suasana cepat mencair, *esbatukalii ahh...' 

Day 1 (Eksplore Belitung Timur)
Perjalanan ke belitung timur harus ditempuh kurang lebih satu setengah jam untuk bisa sampai ke tempat wisata pertama, yakni SD Muhammadiyah Gantong, SD Laskar Pelangi, demikian sebagian orang menyebutnya. SD ini hanyalah bangunan tua yang memiliki banyak nilai nilai sejarah, tapi kemudian membuat pikiran saya berpetualang, bahwa sekolah seperti ini masih sangat banyak di indonesia, bahkan lebih parah kondisinya. Berkunjung ke sini tentunya harus melahirkan banyak rasa syukur di dalam hati jikalau kita masih bisa bersekolah di tempat yang layak. 


Tujuan selanjutnya adalah menuju ke Museum Kata Andrea Hirata, berhubung Museum nya lagi tutup karena sementara direnovasi so, sambil nunggu teman teman kita yang lagi sholat jumat, kita foto foto deeh. Ini salah satu yang saya suka dari teman teman trip kali ini, sholatnya lancar aman terkendali, proud of you brother. Melintasi kampoeng ahok, berkeliling di Vihara Dewi Kwan Im, dan terakhir menikmati sore di Pantai Burung Mandi, dan makan malam di angkringan mas gembul cukup menjadi penutup yang memyenangkan untuk trip hari pertama ini.

Day 2 (Start Hoping Island)
Hari ini akan main basah basahan, akan berkeliling ke pulau garuda, pulau pasir, pulau batu berlayar, pulau langkuas dan terakhir maen di Wibit Floating Waterpark Jimbaran. Mengelilingi pulau menggunakan perahu, bareng temen temen yang mulai heboh, menikmati indahnya laut, deburan ombak, aahh sungguh pemandangan yang menakjubkan. Tak henti hentinya mengucap syukur dalam hati bisa memanjakan mata seperti ini. Setelah puas mengabadikan banyak moment di pulau batu berlayar kami lanjut ke pulau langkuas, pulau yang memiliki mercusuar putih, yang menjadi salah satu icon belitung. Karena perahunya tidak bisa merapat lebih dekat dengan pulau, jadilah kami harus berpindah dari satu perahu ke perahu lainnya yang sudah lebih dulu datang, sampai akhirnya tiba di perahu terakhir dan harus berjalan kaki hingga ke pantai, dan uppss sesaat setelah kaki berpijak, baru teringat kawan saya menitipkan handphone nya di saku rok saya, astagfirulloh handphone nya menyelam duluan dibanding yang punya, dan akhirnya hp nya ngambek dan gak nyala. Terasa ada yang kurang, gak bisa lagi mengabadikan moment disini, berhubung hp saya juga tertinggal di perahu. Setelah naik mercusuar, kami hanya bisa mengamati teman teman lain yang lagi asyik foto foto, aahh maapkan diriku yaaa mbaaa lina. Melihat kami galau, sang guide kami menawarkan diri untuk menggunakan kameranya saja, nanti bisa dikirim, aaahh bang arii yuuu dee best banget daah, akhirnya punya bukti dong kami sudah ke pulau ini, heheeee. Setelah puas snorkling di pulau langkuas, yang snorkling mereka, saya maah jadi penonton aja, nyali nya belum ada buat berendam di air laut, hahahaa next trip lah yaaa.... Lanjut maen di Wibit dan ditutup dengan makan malam di pinggir pantai sambil perkenalan, kemaren2 cuma tau nama doang, hahaaaa.



Day 3
Hari terakhir bareng geng Pinus, kali ini bakal ngopi dulu di Kong Djie Coffee, lanjut Rumah Adat Belitung, Danau Kaolin, dan Batu mentas, sebelum dzuhur kita pun berpisah sebagian dari kami sudah pulang, sebagian nya lagi termasuk saya dan mba lina memilih penerbangan esok pagi. 



Sayonara teman teman, sampai jumpa di trip selanjutnya, terima kasih sudah menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Bakal kangen deh di panggil bu aji (selama trip di panggil bu aji, hahahaa) semoga jadi doa. Maapkan kalo irna ada salah salah kata dan sikap yang kurang berkenan yaa. Terima kasih sudah mengajarkan saya bagaimana bersyukur meski tanpa teman teman ucapkan, spesial buat mba lina, terima kasih banyak sudah mengajarkan untuk memiliki hati yang luas. Saya jadi teringat cerita guru saya, tentang "Garam", coba pikirkan jika sesendok garam di masukkan ke dalam danau, apa danau itu menjadi asin? Jawaban nya adalah TIDAK, tapi jika sesendok garam di masukkan dalam segelas air, maka airnya akan terasa asin. Demikian pulalah masalah, jika kita punya hati yang luas, hati itu takkan berubah ia akan seperti biasanya, jika hatinya sempit maka akan berubah. Saya belajar itu darimu mba, memiliki hati yang luas tidaklah mudah, tapi kamu berusaha, terima kasih sudah sabar, terima kasih sudah mau berbagi, terima kasih untuk senyuman dan semua tawa. Semoga perjalanan kali ini memberi kita banyak pelajaran berharga.


Saat Allah mempertemukan kita dengan seseorang yang membuat kita tersenyum, saat itu Allah sedang mengajarkan kita untuk bersyukur.

Cerita liburan nya masih berlanjut ke Kota Kembang, tapi akan saya tuliskan di waktu yang lain. Semoga bermanfaat.

Salam Santun
@irnayuliani


Jumat, 22 April 2016

Surat Kecil Untuk Adik Perempuanku

Keluarga adalah potret kecil kehidupan sosial kita, bagaimana kita saling menyayangi, saling berbagi, saling menasehati, dan saling mendoakan. Semua sesungguhnya harus kita mulai dari yang namanya keluarga. Menjadi sulung dari tiga bersaudara, memiliki satu adik perempuan yang sedang fokus menyelesaikan tugas akhirnya dibangku kuliah dan satu adik laki laki yang sedang menikmati masa masanya mengenakan seragam merah putih.

Sebagai seorang kakak, memiliki adik perempuan yang usianya tidak terpaut terlalu jauh, menjadikan kami masih bisa saling curhat curhatan tentang segala hal, tapi tak jarang pula kita diem dieman kalo ada sesuatu yang membuat kita jengke satu sama lain. Termasuk mengutarakan cinta dan kasih sayang secara langsung, itu bukan kita bangeet, padahal sebenarnya mengutarakan rasa sayang kepada orang orang terdekat kita itu harus dibiasakan dan dilakukan sesering mungkin. Soo, mungkin melalui ini, saya ingin menyampaikan sesuatu, yaah saya merasa belum menjadi kaka yang baik, yang harusnya bisa tau segala hal yang kamu lakukan, memberikan segala hal yang kamu butuhkan, belum cukup menjadi figur yang bisa kamu contoh. Tapi sejauh ini yang bisa saya pastikan adalah kamu adik perempuan semata wayangku, kamu selalu ada ditiap tengadah doa doa panjangku, mendoakan segala kebaikan untukmu, mendoakan kita sehidup sesurga.
Mungkin tidak setiap saat saya bisa memberikanmu nasehat, tapi semoga apa yang akan saya sampaikan benar benar menjadi bahan perenungan untukmu adik salihahku...

Menjadi seorang perempuan adalah sebuah kemuliaan yang dberikan Allah untuk kita, kita banyak sekali diberikan jalan untuk memasuki surgaNya, asalkan kita taat padaNya. Taukah kamu amalan apa yang akan dihisab kelak untuk pertama kali, yaa "sholatmu" saya berharap engkau selalu menjaga sholatmu, biasakan diawal waktu, ini bukan hanya untuk menjagamu tapi juga menjaga orang tua kita dari pertanyaan di akhirat kelak, apakah kedua orang tua kita sudah mengajarkan kita untuk sholat. Lagi lagi karena engkau adik perempuanku satu satunya, saya berharap engkau selalu menjaga auratmu, berpakailah sebagaimana layaknya seorang muslimah, kaos kakinya jangan lupa, itu aurat looh yaa, sekali lagi itu bukan sekedar untuk menjagamu, tapi untuk menjaga orang tua kita dari api neraka. Tidakkah kita akan merasa sangat sedih, jikalau nanti bapak mama kita dimasukkan ke dalam neraka hanya karena anak anaknya tidak menutup aurat dengan benar???? Semoga bisa kamu renungkan.

Saya rasa diusiamu yang saat ini, kamu bisa mencerna dengan baik pesan yang saya sampaikan. Hidup cuma sekali, janganlah waktu berlalu hanya dihabiskan bersama drama drama korea, yang banyak dibumbuhi adegan maksiat, kelak diakhirat mata yang kamu gunakan akan berbicara kamu gunakan untuk apa. Kamu adik perempuanku satu satunya, tidakkah kamu tau, engkau sangatlah beruntung masih bisa duduk dibangku kuliah dengan fasilitas dan keperluan sehari hari yang masih bisa selalu disuport orang tua, maka jangan pernah mengecewakan mereka, apa yang mereka berikan pergunakanlah sebaik baiknya. Waktu yang kamu miliki gunakanlah untuk kegiatan kegiatan yang bermanfaat, karena setiap kebaikan yang kita lakukan karena Allah, Insya Allah akan bernilai pahala disisiNya.

Sunggu, saya belum menjadi kakak yang baik buatmu, tapi hingga akhir hayat saya akan selalu berjuang menjadi yang terbaik. Ingat kamu pun adalah seorang kakak dari adik laki laki satu satunya yang selalu merindukanmu untuk pulang, jadilah yang terbaik untuknya.

Peluk rinduku, untuk kalian
Putri dan Fian

Samarinda, 22 April 2016


Selasa, 26 Januari 2016

Cinta Pertamaku

Ini bukan tentang seseorang melainkan beberapa orang. Kisah tentang sebuah genggaman, kisah tentang sebuah pelukan, tentang sebuah harapan dan impian akan kebahagiaan. Kisah yang membawaku tersadar bahwa inilah cinta pertamaku.

Saya masih tertatih melintasi pematang sawah yang becek, berusaha menjaga keseimbangan tubuh agar tak terjatuh, tangan kananku digenggamnya erat menjagaku agar berhasil melintasi pematang sawah. Sementara tangan kiriku, berusaha sekuat tenaga menenteng ember yang berisi buah kemiri. Saya baru saja mencari kemiri ke dalam kebun kebun warga Desa. Sudah menjadi kebiasaan anak anak sebayaku, jika sang pemilik kebun sudah selesai memanen kebun kemirinya, anak anak kecil di Desaku datang untuk mencari sisa buah kemiri yang mungkin masih ada yang tertinggal. Siang itu saya tak dirumah selepas pulang sekolah, saya dan beberapa teman pergi mencari kemiri ke kebun beberapa warga Desa, hingga bapak pun cemas karena menjelang sore saya tak kunjung pulang. Bapak menyusulku, akhirnya menemukanku di belakang kebun salah satu warga, dari raut wajahnya sepertinya saya akan kena marah. Saya berjalan dibelakangnya, hatiku was was tak karuan, merasa sampai dirumah saya pasti akan kena omelan. Tiba tiba bapak berbelok ke arah pematang sawah, menarik tanganku, kemudian mampir ke kebun milik nenek yang sudah di panen seminggu yang lalu.

"Kalo mau cari kemiri, tak usah jauh jauh disini juga banyak" tiba tiba bapak berkata, raut wajahnya terlihat tak seseram tadi. Saya masih bersemangat mencari kemiri, ember yang saya bawa masih terisi setengah saja. Setengh jam mencari kemiri bersama bapak, embernya penuh, kami pulang, hatiku sedikit lega karena sepertinya bapak tidak akan memarahiku.
Saya menjual kemiri yang saya dapatkan ke salah satu warung di Desaku, hasilnya saya dapat 500 rupiah, bisa untuk uang jajan dua hari, aku bahagia, bapak juga sepertinya.

Usiaku masih 9 tahun waktu itu, saya masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar, hari itu yang dipikiranku hanyalah berharap tak mendapat omelan bapak, dan bisa menjual kemiri yang saya dapatkan. Hari ini memoriku memasuki lorong waktu ke belasan tahun yang lalu, mengingat kembali beberapa kejadian yang kemudian menjadi bahan renunganku, termasuk kejadian diatas, saya belajar tentang kebijaksanaan, keteladanan, dan hati yang lapang dari seseorang yang sejak berpuluh tahun lalu telah mengajarkanku banyak hal.

Saya terbaring lemah, pikiranku tak bisa focus, tapi samar samar saya masih bisa mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur'an tak jauh dari tempatku berbaring, saya mengenal suara itu, dia mamaku yang dengan penuh kesabaran menjaga anak sulungnya yang sedang sakit, ia tak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang cemas. Kala itu saya melihat cinta yang begitu dalam, kasih sayang yang begitu suci, dari seseorang yang mungkin telah berulangkali kusakiti hatinya, tapi ia selalu punya hati yang lapang untuk memaafkan. Itu untuk pertama kalinya saya sakit setelah tinggal jauh dari orangtua, yaah waktu itu saya baru baru saja memasuki gerbang perkuliahan, melihat cinta dan harapan yang begitu besar, kekuatan itu tumbuh, menjadikanku lebih kuat, untuk membuat mama bangga, tak lagi membuatnya cemas, mama selalu punya banyak cinta yang tiada habisnya, dan sampai kapanpun cintaku tak pernah bisa mengalahkan cinta yang ia punya.

Sekarang, kembali aku tinggal jauh dari orangtua, tapi saya tak kekurangan cinta sedikitpun dari mereka, ia selalu mencurahkan cintanya untukku, kalian memang adalah cinta pertamaku, cinta sejati yang dikirimkan Allah untukku, semoga saya bisa menjaganya.

Peluk rinduku untuk mama dan bapak
Semoga kelak saya bisa menghadiakan surga untuk kalian berdua, cinta pertamaku.


Sabtu, 23 Januari 2016

Bali, Saya Akan Kembali



Perjalananku kali ini, bersama Sahabat Komunitas SuksesMulia Makassar, sekitar Februari 2014. Planing kami adalah mengikuti Silaturahmi Nasional Pengurus Komunitas SuksesMulia SeIndonesia di Kota Semarang. Saya berangkat bersama 4 orang sahabat saya, ada kak Ratna, kak Anti, kak Muhib, dan Haris. Sesuai dengan rencana yang sudah kami atur dan diskusikan sedemikian rupa, kami memilih untuk menuju Surabaya terlebih dahulu, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan jasa Kereta Api dari Stasiun Pasar Turi Surabaya menuju Semarang.

Menempuh perjalanan kurang lebih selama 5 jam, akhirnya pukul 20.30 kami tiba di Stasiun Tawan Semarang. Kami memilih untuk menunaikan sholat Isya terlebih dahulu di Mushollah Stasiun sebelum menuju Gedung Diklat Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Silatnas Komunitas Sukses Mulia berlangsung selama 2 hari, dan kami lalui dengan penuh semangat, rasa bangga dan juga haru bisa bertemu dengan banyak sahabat yang begitu luar biasa. Sebelum meninggalkan Semarang kami sempat ikut city tour bersama  beberapa pengurus. Tujuan pertama kami adalah melihat kemegahan dan keindahan Mesjid Agung Semarang, kemudian napak tilas di Lawang Sewu, lanjut jalan-jalan ke Kota Tua dan terakhir ke Pusat oleh-oleh, ini namanya lelah yang membahagiakan, Alhamdulillah.

Esok harinya, pukul 05.15 setelah menunaikan sholat subhu, kami berpamitan kepada teman-teman yang masih ada di Gedung Diklat. Matahari belum juga menampakkan dirinya sewaktu kami tiba di Stasiun Tawang, Kereta kami berangkat Pukul 06.30 menuju Surabaya. Perjalanan kami pulang kali ini kami gunakan untuk lebih banyak beristirahat, berbeda dengan keberangkatan kami 3 hari yang lalu, kami lalui dengan banyak bersendau gurau, berdiskusi serta menikmati panorama sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Semarang.

Tiba di Surabaya, berhubung pesawat kami berangkat sore, maka kami memilih untuk jalan-jalan dulu melihat kota Surabaya lebih dekat. Kami menghampiri sebuah mall, sekedar untuk mencuci mata dan juga makan siang. Tak terasa jam keberangkatan kami sudah makin dekat, kami memilih untuk segera meluncur ke bandara menggunakan mobil yang memang sudah kami sewa dari Stasiun.

Setelah check in, saya dan ke empat temanku berpisah. Yaah….kak Ratna, kak Anti, kak Muhib dan Haris akan kembali ke Makassar, sementara saya melanjutkan perjalananku ke Pulau tetangga, Bali. Kali ini saya akan menikmati petualanganku sendirian, ehh gakkk sendrian kok, di Bali saya akan di temani Paman, adiknya Ibuku.

Dan inilah pertualanganku di Pulau Bali….

Matahari sudah hampir tenggelam, ketika pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan seksi di landasan Bandar Udara Ngurah Rai Denpasar. Wajah ini tampak sumringah, senyum sepertinya tak mau lepas dari wajahku sepertinya sulit menyembunyikan rasa bahagia saya waktu itu. Kenapa tidak, kedatanganku pertama kali ke pulau nan eksotis ini adalah diluar perencanaan. Awalnya rute perjalanan saya sama dengan ke empat sahabat saya, tapi paman saya yang di Bali pengen saya singgah dulu sejenak di Bali sebelum kembali ke Makassar. Karena mendapatkan tawaran yang sangat menggiurkan yakni dapat tiket pulang ke Makassar gratis, serta bakal diajak jalan jalan menyusuri Bali yang juga gratis tentunya, maka sulit rasanya untuk menolak, jadilah sekarang saya memulai petualanganku di Pulau Bali.

Pamanku sudah menunggu di Bandara dari tadi, saya tersenyum lebar ketika melihatnya. Kami langsung meluncur ke Kuta, di sanalah Pamanku tinggal. Ia bekerja di salah satu perusahaan travel di Bali, ia bertugas di Kapal Pesiar yang membawa para turis berwisata ke Pulau Lembongan. Naah… ini dia salah satu tempat yang akan saya kunjungi besok, saya mendapat kesempatan naik kapal pesiar gratisaaaannn pemirsaaaa, ini senengnya gak ketulungan. Kata pamanku tarif paket naik kapal pesiar ini berkisar 600 ribu sampai 1 juta Rupiah, angka yang cukup mahal buat sayaa, heheeee…, tapi berhubung Paman saya kerja di Travel ini, saya dapat 1 Paket Wisata ke Pulau Lembongan Greettongg booo…hihihi

Welcome to Island Explorer Cruises dan Coconuts Beach Resort…….

Hari masih berselimut pagi ketika saya sampai di pelabuhan tempat kapal pesiar yang akan membawa saya dan sekitar kurang lebih 50 turis yang kesemuanya merupakan wisatawan asing. Info dari pamanku, mereka berasal dari Negara yang berbeda beda, ada dari Inggris, swedia, india, cina, korea, jerman, dll. Intinya saya gak peduli mereka berasal dari Negara mana saja, pokok saya pengen benar benar menikmati perjalalananku kali ini. Meski sewaktu saya naik ke kapal pertama kali, serasa se isi kapal itu pada ngeliatin saya, saya cuekk aja. Kalian tau kenapa mereka pada ngeliatin saya dengan tatapan yang sedikit aneh, yaa karena pakean saya. Mereka semua berpakaian setengah telanjang, sementara saya masih lengkap dengan pakaian yang tertutup rapat, tapi saya bangga karena sejauh kaki melangkah pakaian saya tak pernah jadi penghambat saya menikmati ciptaan Allah yang sungguh indah, dan saya bersyukur Allah masih membantu saya menjaganya.

Lembongan I’m Comiingg…… 

 Menuju Pulau Lembongan
Pulau Lembongan terletak di Selat Badung sebelah tenggara Pulau Bali, untuk sampai ke sana dibutuhkan waktu 30 – 45 menit menggunakan kapal. Tapi jika ingin lebih murah kita bisa menaiki perahu kayu dari sanur dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam. Pulau lembongan dan pantainya masih sangat asri dan tidak penuh sesak wisatawan seperti pantai pantai di Pulau Bali. Pulau Lembongan ini sangat bersih, lautnya nya pun sangat indah dan dihuni oleh beranekaragam biota laut. Di beberapa sudut Pulau Lembongan dipenuhi bukit bukit karang yang cukup terjal, namun dari sanalah yang menambah cantik pulau ini.

Restoran dan café akan sangat mudah kita jumpai di Pulau Lembongan, termasuk penginapan, jadi jangan khawatir. Jika ingin membeli oleh-oleh khas Pulau Lembongan juga ada, sisa liat isi dompet aja hahaha….

Yang saya suka dari Pulau Lembongan adalah saya bisa melihat laut dari atas, gaya bangunan, termasuk rumah penduduk dan penginapan yang dibuat begitu eksotis, sungguh membuat hati selalu berdecak kagum, terlebih lagi Pulau ini super bersihhh bangeet, dan yang paling penting adalah saya masih bisa menikmati laut dengan tenang.

Hari beranjak sore, itu berarti kita harus meninggalkan pulau ini menuju destinasi selanjutnya. Menghiraukan rasa lelah, pamanku kembali melanjukan motornya menuju Pantai Kuta, dan saya butuh tabung oksigen, kaget melihat Pantai Kuta di banjiri wisatawan, saya mulai merasa aneh dan pengen segera meninggalkan tempat itu. Akhirnya kami pun mencari makan, dan saya tak merasa khawatir untuk mendapatkan makanan halal di Bali, soalnya pamanku sudah tau tempat tempat makan yang hanya menyediakan makanan halal.

Kata pamanku, jika ingin menikmati Pantai Kuta bersama sepi, datangnya pas pagi buta, soalnya para turisnya masih pada tidur. Jadilah saya Pukul 6 pagi sudah jalan-jalan di Pantai Kuta dan memang benar jam segitu Pantai Kuta menampakkan wajahnya yang begitu tenang, ditambah lagi di sepanjang pantai kuta berdiri restoran, café dan hotel yang ditata begitu cantik, semuanya langsung menghadap ke laut lepas, itu indah bangeeet.

Selesai menulusuri pantai kuta, sebelum turis turis itu pada berdatangan, saya dan paman sudah bersiap siap menuju destinasi selanjutnya yakni ke Tanah Lot. Perjalanan ke Tanah Lot bisa ditempuh selama 1.5 – 2 jam, wuuihhh lama juga yaah, tapi pengen banget ke sana. Akhirnya setelah menembus teriknya matahari, saya sampai juga di Tanah Lot. Tidak seramai di Kuta, di Tanah Lot banyak tebing tebing curam, beberapa Pura, dan yang menurut saya menarik adalah Pura yang ada diatas tebing.  Sepanjang jalan memasuki kawasan Tanah Lot kita akan bertemu dengan banyak toko oleh-oleh, tapi kata Pamanku oleh oleh disana jauh lebih mahal. Setelah puas berkeliling, kami memutuskan untuk segera pulang, tapi sebelumnya kami singgah dulu di jogger, salahsatu pusat oleh oleh terkenal di Bali, yang menurut saya merupakan sarangnya orang orang kreatif. Saya sempat singgah lagi dibeberapa pusat oleh oleh lainnya, ini dikarenakan pesanan orang orang rumah yang berjubel.

Sayangnya perjalananku kali ini harus berakhir, 3 hari yang berkesan dan membuat saya mengucap syukur tiada terhingga kepada Allah, telah memberiku kesempatan menjejakkan kaki di belahan buminya yang lain. Namun, masih ada satu tempat yang belum sempat saya kunjungi di Bali, saya pengen banget maen ke Ubud dan Kintamani, disana kita akan disuguhi pemandangan pedesaan yang begitu indah, panorama alam serta masyarakat yang begitu ramah, katanya setiap orang yang datang kesana akan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Bali, Saya akan kembali…………..

Salam Santun
@IrnaYuliani_