Do What You Love, Love What You Do

Selasa, 15 Januari 2013

Kisah Uang 2000


Kisah Uang 2000

Pagi ini tampak masih mendung, listrik pun belum menyala semenjak padam sekitar pukul 2 dini hari, akibatnya saya tak bisa mandi karena air tak mengalir, hujan pun kemudian turun dengan derasnya, dan akhirnya saya memutuskan untuk tidak masuk kantor. Kebetulan hari ini 2 adikku akan datang dari kampung untuk mengisi liburan disini. Ba’da dzuhur mereka pun tiba dirumah dengan girangnya.
Liburan sudah berlalu sepekan, tapi kedua adikku baru sempat liburan karena kampungku dilanda bencana banjir hebat. Untuk menyenangkan mereka, aku pun berjanji mengajak mereka nonton dan jalan-jalan ke mol besok setelah saya pulang kantor.
Keesokan harinya, mereka sudah siap ketika saya tiba di rumah setelah pulang kantor, takut mereka menunggu lama akupun menahan rasa laparku, setelah menunaikan sholat dzuhur kami pun berangkat. Rencana pertama kami adalah nonton film disalah satu mol, dan untuk menjangkunya kami harus naik angkot  2 kali.
Angkot pun melaju dengan tenang, hingga tiba disebuah lampu merah di dekat bandara, ketika lampu berubah merah, itu menandakan kendaraan semuanya berhenti, dan memberi kesempatan kepada para pengamen dan pengemis untuk menyerbu kendaraan yang sedang berhenti, termasuk di angkot yang saya tumpangi bersama kedua adik saya. Usianya masih sangat belia, yah kalo saya perkirakan mungkin usianya baru 8 Tahun. Pengamen cilik itu kemudian mulai mendendangkan sebuah lagu, sambil bertepuk tangan mengiringi lagu yang ia dendangkan. Pengamen cilik itu seumuran dengan adik bungsuku yang sekarang duduk disampingku, pandangannya tak terlepas dari wajah pengamen cilik itu, kupandangi wajah adikku, tampak ada rasa iba di raut wajahnya melihat anak seumuran dia melakukan pekerjaan seperti itu. Lagu yang didendangkan pengamen cilik itu belum selesai ketika sebentar lagi lampu merah berganti menjadi kuning, sebelum berganti kuraih uang pecahan dua ribu rupiah, lalu kusodorkan kepada pengamen cilik itu, setelah berterima kasih pengamen itu lalu menepi kepinggir, karena kendaraan kembali berjalan karena lampu lalulintas sudah berubah menjadi hijau. Akupun menoleh ke adik bungsuku, senyuman bahagia tanpa ia pamerkan diwajahnya. Entah apa yang lagi bermain dipikirannya. Dengan menunjukkan hal-hal tersebut aku merasa bahagia mampu mengajarkan indahnya berbagi kepada sesama.
Setiba di Mol, kami pun nonton dan jalan-jalan, kuturuti semua kemauan adikku, termasuk ketika adik bungsuku memintaku untuk membelikannya buah durian, yah buah itu buah favoritnya, aku pun menurutinya, kubiarkan dia menghabiskan 1 buah durian ukuran kecil sendirian, meski tampaknya ia masih mau. Tapi malam sudah makin larut, dan kami harus pulang, jangan sampai kami ketinggalan angkot.
2 hari kemudian, sepulang saya dari kampus, saya pun singgah membeli 2 buah durian sedang dipinggir jalan, meski kulihat isi dompetku, sisa pecahan 50 ribu, tak apalah saya sisakan saja untuk ongkos angkot hingga rumah, aku ingin sekali lagi membuat mereka bahagia dan menikmati liburannya, kerena besok mereka sudah akan dijemput dan kembali ke kampung. Sesampai di rumah mereka menikmati dengan lahapnya, meski aku harus putar otak bagaimana caranya mengirit uang agar cukup hingga akhir bulan ini, karena uang yang seharusnya cukup sebulan telah saya gunakan untuk jalan-jalan bersama kedua adikku. Aku pun meminta kepada sang Maha Kaya, Allah SWT, semoga  dibukakan pintu rezekiNya Untukku.
Hari senin, saya kembali masuk kantor, baru 5 menit saya duduk di meja kerja saya, tiba-tiba kepala ruangan saya menyodorkan uang Dua Ratus Ribu Rupiah, katanya ini bonus buat saya karena kerja dengan baik, maklum saya bukanlah pegawai tetap dikantor ini, saya hanyalah pegawai sukarela, hanya pegawai magang dan sekarang masih berstatus sebagai mahasiswi semester akhir di salah satu perguruan swasta dengan segudang kebutuhan. Tapi sungguh kejadian dihari senin pagi itu, mengingatkan saya kepada uang dua ribu rupiah yang saya berikan kepada pengamen cilik  sekitar 5 hari yang lalu.
Aku semakin yakin bahwa, jika kamu berbuat kebaikan kepada sesama, baik itu berupa sedekah, infaq, zakat dan lainnya. Maka Allah SWT akan sangat mudah membalasnya dengan berkali lipat. Saya pun semakin semangat menggunakan hidupku untuk berbagi lebih banyak dan lebih manfaat untuk orang banyak. Semoga Allah SWT Meridhoinya. Aamiin Yaa Rabb…
Salam Sukses Mulia.

Tidak ada komentar: