Bekerja di tempat baru,
beradaptasi dengan banyak karakter manusia, betul-betul menempa saya untuk
senantiasa bersabar dan terus bertahan. Mengemban amanah sebagai ahli gizi di
salah satu instansi kesehatan di Pemerintah Kota Samarinda membuat saya harus
selalu mengupdate ilmu baru, berguru kepada senior senior saya, memperkaya
pengetahuan melalui bacaan, dan berusaha aktif dalam setiap program yang
dilaksanakan. Sejak dinyatakan lulus sebagai Mahasiswa Gizi di Salah Satu
Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, sejak saat itulah sesungguhnya ikrar
sebagai abdi masyarakat sudah terucap, dan Allah memuluskan perjalananku, kini
jejak pengabdian itu akan kembali saya torehkan di tempat ini, di Kota Tepian
Samarinda.
Namun amatlah sayang, di kantor
baru ini tak menyediakan sedikitpun tempat khusus untuk sholat, jadi kadangkala
saya harus sholat di dalam ruang kerja saya atau ruang kerja teman. Akan tetapi
akhirnya kemudian saya memilih untuk sholat di Mesjid yang letaknya cukup jauh
dari Kantor, karena saya merasa tidak nyaman sholat di dalam ruangan yang
setiap harinya dipenuhi pasien. Saya sering ke sana bareng dua teman saya, yang
lainnya memilih sholat di kantor, dan sebagian besar memilih sholat di rumah,
padahal kami pulang kantor pukul 13.30, karena Bulan Ramadhan jadi jam pulang
dipercepat, tapi tetap saja itu sudah menghampiri batas akhir waktu sholat
dzuhur.
Hari ini kebetulan dua teman
saya itu harus ke kantor asuransi, berarti saya ke Mesjidnya sendirian,
biasanya kalo ada mereka pasti saya menumpang kendaraannya ke Mesjid, tapi kali
ini keduanya tak ada, itu berarti saya harus berjalan kaki. Dari balik jendela
kuperhatikan cuaca diluar sana sungguh begitu terik, jam dinding menunjukkan
pukul 12,10, adzan dzuhur sementara berkumandang, Allah telah datang memanggil
kita menghadapNya. Kutarik nafas panjang, saya tak boleh bermalas-malasan, panas
terik diluar sana tak sebanding dengan panasnya api neraka, bisikku dalam hati.
Kuraih kain merah di laci meja kerjaku dan kututupi wajahku agar tidak disengat
sinar matahari. Kulangkahkan kakiku dengan semangat. Ditengah perjalanan saya
merasa aneh, hingga pas di depan mesjid saya baru tersadar, ternyata semenjak
keluar dari pagar kantor tadi sebuah awan besar mengikuti langkahku menutupi
terik matahari yang begitu menyengat, kupandangi langit disekitarnya apakah
akan mendung, tapi ternyata tidak, langit cerah hanya saja satu awan itu
seperti mengikutiku, kutengadahkan kepalaku mencari matahari, saya sama sekali
tak melihatnya karena ia ada dibalik awan besar tadi, Allahu Robbi aliran darah
ini serasa mengalir dengan cepat, tubuh ini bergetar, sungguh merasakan
kehadiranMu, dan saya yakin awan itu adalah kirimanMu Rabb, sungguh bertambah
rasa Cinta ini PadaMU.
Setelah sholat dzuhur, saya
kemudian bergegas menutupi wajah saya dengan kain untuk menghindari sengatan
matahari. Sungguh takjub saya, awan awan besar berjejer mulai di depan mesjid hingga
ke kantor saya, sehingga matahari sama sekali tak langsung mengenai saya, saya
pun bisa berjalan dengan santai hingga ke kantor. Sungguh Allah tak pernah
menyulitkan hamba-hambanya yang ingin beribadah. Setengah jam setelah dari
Mesjid, jam pulang kantor pun tiba, saya keluar dan wowww, panas terik
menyengat, berarti tadi Allah hanya memudahkan langkahku untuk sholat di awal
waktu.
Saya kembali teringat dengan
curhatan seorang perawat di sebuah Rumah Sakit, ia bertugas di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit tersebut, ia bercerita bahwa ia seringkali sholat di akhir
waktu atau bahkan sudah lewat, karena menangani pasien-pasien gawat yang tiba-tiba
masuk di jam-jam sholat. Namun, seorang dokter kemudian menyanggah cerita
perawat tersebut, Dokter ini juga pernah bertugas di Unit Gawat Darurat di
Rumah Sakit Berbeda. Selama beberapa tahun di UGD ia mempelajari bahwa, ketika
waktu sholat tiba, sama sekali tidak ada pasien yang masuk, berselang 15-20
menit setelah adzan barulah terkadang ada pasien masuk ke UGD, ini berarti ketika
waktu sholat tiba kita langsung sholat, maka kita sudah menunaikan sholat baru
ada pasien yang masuk, tapi ketika kita menunda-nunda sholat maka ada-ada saja
yang membuat kita makin lama menunaikannya, bahkan hingga di akhir waktu atau
malah tidak dikerjakan sama sekali.
Sungguh Allah memberi kemudahan
kepada hamba-hambaNya yang benar-benar ingin beribadah kepadaNya.
Yuk Belajar Sholat di awal
waktu.
Salam Santun
@Irna_Yuliani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar