Kita
tak pernah tau sebelumnya akan dilahirkan di rahim ibu yang mana, kita pun tak
bisa meminta untuk lahir dirahim ibu yang seperti apa, maka bersyukurlah kita
ketika dilahirkan di rahim ibu seorang muslim, karena in sya Allah kita akan
mengenal islam sejak kita kecil. Sejak kecil, saat sudah mulai belajar
berbicara, biasanya ibu ibu mulai mengajarkan anak-anaknya tentang kebiasaan
kebiasaaan islam, misalnya mengucap basmalah ketika akan makan atau memulai
sesuatu, mengucap salam ketika bertemu saudara atau akan berpisah, semakin
bertambah umur, kita mulai diajarkan melafalkan huruf hijaiyah, mulai diajarkan
sholat, hingga belajar puasa, bagi yang perempuan sudah diajarkan menutup aurat
dengan mengenakan jilbab. Itulah kenikmatan kenikmatan yang kita peroleh ketika
kita lahir dan besar di dalam keluarga muslim.
Tapi
bagaimana mereka yang mu’alaf, yang tidak hidup dan dibesarkan di dalam
lingkungan orang-orang muslim? Mereka tentu baru akan mengenal islam lebih
dekat, dan kenyataannya orang-orang yang mualaf, yang benar-benar mencari
Tuhan, mereka benar benar memiliki ketauhidan yang tinggi, semangat mereka
mengenal Allah jauh lebih besar ketimbang kita yang boleh dikata dibesarkan di
dalam keluarga muslim, sudah sepantasnya kita malu akan hal tersebut. Beberapa
waktu lalu saya menonton sebuah tayangan di youtube, proses seseorang nasrani
yang akan masuk islam. Pintu masuk seseorang ke dalam islam itu ditandai dengan
melapazkan dua kalimat syahadat.
Maka
ketika ia sudah menganut agama islam dengan menyakini bahwa Allah adalah
satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan Muhammad adalah utusan Allah yang
menyampaikan wahyu kepada ummat manusia, maka kewajiban kewajiban seorang
muslim pun harus dijalankan, seperti sholat, puasa, zakat dll. Akan tetapi
islam itu bukan hanya perkara sholat, puasa, zakat dll, tapi sangat erat
hubungannya dengan akidah. Kenyataannya saat ini bahwa ia seorang muslim, jelas
di KTPnya tertulis (Agama : Islam), sholat tetap jalan, puasa lancar, zakat
tidak ketinggalan, tapi ia masih
meyakini sesuatu selain Allah, ia masih datang ke dukun, masih membawa sesajen
kepada pohon, gunung dan lain-lain. Hal ini menandakan bahwa islam itu belum
menyatu dan mendarah daging di dalam dirinya. Yuuk, kita sama sama simak firman
Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 165 dibawah ini :
“Dan
diantara manusia ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah sebagai
tandingannya, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang
beriman sangat besar kecintaannya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang
berbuat salim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya
(niscaya mereka menyesal).”
Jelaslah
dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk tidak menyembah selain Allah,
karena balasan akan hal tersebut adalah azab yang pedih.
Maka
seperti yang saya katakan sebelumnya, islam itu bukan hanya perkara sholat,
puasa, zakat, haji dll, tapi ini perkara akidah dan persoalan tauhid. Sebagaimana
kita yakin akan Tuhan yang kita sembah, keyakinan itu dimulai dengan cinta,
semakin kita cinta semakin kita yakin semakin kita taat. Ketika kita cinta,
maka apapun yang kita lakukan semata-mata hanya untuk menggapai ridhoNya. Misalnya
saja sholat, jika kita cinta maka sholat itu sungguh akan menjadi sebuah
kebutuhan bukan lagi kewajiban, sholat itu jadi obat penawar. Ada kok orang yang sholat tidak dengan cinta, sholatnya
masih bolong-bolong, sholatnya diakhir waktu, sholatnya gak sampai satu menit,
cepat banget seperti rell kereta api, padahal waktu sholat itu kita sedang
bertemu dengan Allah, jika seperti ini benarkah kita sudah mencintaiNya, jika
ia seberapa besar cinta kita? maka mari kita sama-sama membaca firman Allah
dalam surah Al-Anfal Ayat 2 berikut ini :
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambah
(kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal.”
Semoga kita termasuk dalam
ayat diatas, In Shaa Allah, Aaamiinn….
Banyak orang-orang muslim
yang mengaku dirinya muslim tapi belum bisa menerima semua aturan aturan islam.
Misalnya saja, tidak semua wanita bisa menerima bahwa hijab itu adalah
kewajiban seorang muslimah, kalo memang ia bisa menerima tentu ia akan
menjalankan aturan tersebut. Belum lagi wanita-wanita berhijab yang tidak paham
ilmu tentang hijab, berjilbab tapi memakai atasan dan bawahan yang ketat,
jilbab yang transparan, memakai jilbab tapi Display Picture BB sering
memamerkan ia tanpa jilbab, Foto Profil di berbagai media social tidak
berjilbab. Ini disebabkan, masih kurangnya kesadaran akan hal tersebut, atau
terkadang factor keluarga dan lingkungan, karena beberapa perempuan muslim tau
tentang pakaian seorang muslimah itu seperti apa, tapi masih enggan untuk
hijrah.
Seberapa besar cinta kita
kepada Allah, akan terlihat seberapa tinggi kedudukan Allah di hati kita,
semakin ia tinggi dihati kita, semakin kita cinta semakin kita taat.
Jika kita ingin tau kedudukan
kita di mata Allah maka lihatlah kedudukan Allah di hati kita.
Salam Santun
@IrnaYuliani_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar