Di suatu senja, di penghujung bulan september ada rindu yang diam diam menyelinap menembus rongga hati, entah dari mana datangnya. Aku tak pernah bertanya seperti apa rindu itu berwujud, yang kutahu mungkin ia datang karena pertemuan yang sudah lama tak ada.
Angin senja itu seperti ikut menyapa, menemani sepiku, menemani tubuhku yang begitu damai menikmati senja. Ada yang aku rindukan kala itu, ia teman masa kecilku, dulu sewaktu kecil aku senang menikmati hari berdua dengan nya. Hingga kemudian aku beranjak dewasa, terkadang aku melupakannya, bahkan kadang tak menginginkan kehadirannya, beginikah rasanya menjadi dewasa. Rasanya ingin menjadi anak kecil saja, tapi demikianlah siklus hidup, ketetapan ilahi kepada semua makhluknya yang hidup.
Langit mulai merona indah, memadukan warna kuning keemasan dengan langit biru, sebentar lagi matahari mengucap salam perpisahan, semoga esok kita bertemu kembali. Senja adalah lukisan alam yang begitu menakjubkan, meski demikian saya tetap menyimpan satu rindu untuk sebuah pertemuan di kala senja esok akan tiba.
Entah sudah berapa lama kita tak bertemu, aku benar benar menanti kehadiranmu, aku rindu menikmati hari bersamamu, menikmati senja bersamamu, walau terkadang aku sering menyalahkanmu.
Allah selalu menyimpan cerita indah di tiap pertemuan kita. Beberapa waktu lalu engkau datang, tapi aku sama sekali tak menghiraukanmu, aku sibuk dengan duniaku, mengucap syukur karena Allah telah izinkan kamu datang, aku pun lupa.
Engkau tentunya tau apa yang membuatku rindu padamu, yaahhh karena diakhir pertemuan kita engkau terkadang memberikan hadiah indah untukku, hadiah dengan beraneka macam warna, hadiah itu adalah pelangi.
Demikianlah saya merindukanmu, hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar