Do What You Love, Love What You Do

Jumat, 12 April 2013

Kucari SURGA Untukmu Ibu Bapakku


Sudah Lebih dari seperlima abad, engkau dedikasikan hidupmu untukku ibu. Engkau lupakan rasanya lelah demi senyum yang merekah diwajahku, Bapak. Bapakku adalah orang yang seringkali memceritakan sebuah dongeng menjelang aku tidur sewaktu aku masih duduk di Bangku Sekolah Dasar. Ibuku, adalah orang yang paling sangat memperhatikan kebersihan diriku, tak luput 1 cm pun.
Kini  saat aku mulai beranjak dewasa, tak lagi mampu setiap hari memandang ke dua wajah yang selalu membuatku rindu. Dulu bapakku punya motor pespa tua, motor pespa itu yang selalu digunakan bapakku mengantar jemput aku ke sekolah,bahkan hingga mendaftarankan diri keperguruan tinggi. Sayang,,,,pespa tua itu telah dijual. Sejak kecil, aku dididik dengan penuh kedisiplinan tinggi, ditanamkan pendidikan budi pekerti sedini mungkin, diajarkan banyak pelajaran tentang kehidupan, sopan santun dan tata karma adalah wejangan yang hampir tiap malam menjadi nasehat ibu bapakku. Nasehat yang selalu disampaikan dengan santun, menempaku menjadi anak yang sangat menghormati kedua orang tuaku.
Kawan….pernahkah kita berfikir, ketika kita lagi asyik jalan di Mol, menghabiskan waku shoping bersama teman. Orang tua kita berada dalam kondisi yang sulit. cobalah terawang jauh ke tempat yang berbeda. Ke tempat ibu bapakmu berada, Ibu yang lagi kebingungan karena sudah tak cukup lagi uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga akhir bulan, bapak yang tak lagi merasakan tetesan keringat yang bercucuran demi mencari nafkah untuk keluarganya.
Kawan, kita pasti sering mendengarkan kata-kata ini “Uangmu Masih ada nak?” , “ini uang pembeli tas baru nak”, “Bapak sudah gajian nak, berapa kebutuhanmu bulan ini?”, kalian lihat betapa mereka hampir setiap detik memikirkan segala kebutuhan kita. Tapi kawan, pernahkah kita memikirkan keinginan mereka.
Atas izin Allah SWT, kedua orang tuaku telah mendapatkan undangan untuk bertamu ke rumah Allah di Makkah, Ibu di Tahun 2001 dan  Bapak di Tahun 2004. Beberapa waktu lalu, ketika aku lagi dalam perjalanan ke suatu tempat bersama bapakku, tiba-tiba aku melontarkan satu pertanyaan, yang kemudian membuat mataku berkaca-kaca, aku bertanya “Bapak, tidak rindukah bapak bertamu lagi ke rumah Allah SWT di Makkah Al Mukarramah, tidak adakah keinginan untuk beribadah umrah?” Lalu bapakku menjawab dengan sangat lembut. “Hati ini sudah sangat rindu, tapi adikmu sebentar lagi akan masuk perguruan tinggi dan pasti membutuhkan biaya besar, kayaknya angan angan ini masih jauh”. Sambil memalingkan muka, berniat menyembunyikan wajahku yang sudah hampir dipenuhi linangan air mata haru. Ya Allah….hati ini pedih dan sungguh tersayat-sayat, betapa dengan mudahnya beliau mengubur angan – angannya demi kebahagiaan anak-anaknya. Lain halnya dengan kita, yang terkadang memberontak jika keinginan kita tak dipenuhi oleh orag tua.
Kawan, akhir Usia ini, kita tak pernah tau, apajadinya jika selama hidup kita, tak sekalipun kita membahagiakan orang tua kita, apa jadinya jika semasa hidup kita hanya diisi dengan menyusahkan ibu bapak kita, looh, “itukan kewajibanya sebagai orang tua”,  memang kewajibanya sobat. Tapi kenapa kita sibuk memikirkan kewajiban orangtua, Kewajiban Kita????. Sebagai seorang anak sudahkah kita tunaikan???. Orang tua tak pernah menunutut apa apa kepada anak-anaknya, cukup melihat anak-anaknya tersenyum itu sudah menjadi kado terindah dalam hidupnya. Sering kali aku hati ini sangat tersentuh, jika melihat ibu-ibu yang begitu lembut bertutur kata kepada anaknya. Pernah suatu ketika aku dalam perjalanan ke suatu tempat, kemudian di angkot yang saya tumpangi, ada seorang ibu-ibu bersama anaknya yang kira-kira berusia 2 Tahun. Semenjak saya naik, anak kecil dalam gendongan itu ibu sedang asyik menyayikan sebuah lagu,meski ia belum fasih mengucapkan kata-kata dengan baik, lagu itu diulang-ulang hingga ibu dan anaknya itu turun. “Satu-Satu, Aku Sayang Ibu, Dua Dua Aku Sayang Ayah, Tiga Tiga Sayang Adik Kakak, satu dua tiga saying semuanya” itulah lagu sederhana yang diajarkan sang ibu kepada anaknya, lagu yang bagiku mengandung makna yang sangat hebat, terlihat jelas bahwa sedari kecil ibu bapakka kita mengajarkan untuk saling mengasihi, tapi kenapa ketika kita mulai beranjak dewasa, malah kita jarang sekali menunjukkan kasih sayang kepada kedua orang tua kita. Kita sibuk menghabiskan waktu bersama teman teman kita, kita sibuk melakukan banyak hal, tanpa sedikitpun menengok ibu bapak kita di kampung, bagi yang jauh dari orang tuanya.
So…Mulai dari sekarang mulailah berfikir apa yang bisa kita persembahkan untuk kedua orang tua kita. Jika selama ini, kita sering meninggikan nada suara kita kepada orang tua kita, cobalah untuk mengontrol setiap tutur kata kita, karena mengucapkan kata “ah” saja, sungguh kita telah melampau batas.
Bagiku, Ayah ibuku adalah jembatanku menuju Surga, dengan mengabdikan hidupku kepada keduanya, Dalam setiap doaku aku memohon kepada sang pemilik nyawaku, semoga kelak DIA berkenan membangunkan sebuah rumah di Surga untuk kedua orang tuaku, dan semoga aku bisa mendapat undangan bertamu ke Tanah SuciNYA di Makkah Al-Mukarrammah bersama kedua orang tuaku. Aamiin….

Tidak ada komentar: