Aku terdiam dalam sepiku, bertanya
pada hatiku, apa yang hendak dan akan saya lakukan, telah banyak menit yang
berlalu menemani sepiku, ada harapan
besar terbangun dalam sepiku, lahir bersama tangisku, Tenggelam dalam Tawaku,
dan terbingkai rapi dalam heningnya renungku….’
Ada damai dalam sepiku, karena
dalam sepiku terasa lebih dekat dengan penciptaku, jauh dari kerasnya dunia,
pedihnya ketika harus bertahan dalam kelunya suasana tanpa kasih.
Aku bertahan dalam sepiku, mencoba membangun
kekuatan untuk melangkah demi mutiara kecilku, mencari jalan yang penuh damai,
membangun istana yang selalu penuh kasih, mengajarkan mereka tuk saling
mengasihi.
Aku kan terus bertahan dalam
sepiku, mulai menggoreskan tinta perjuangan yang sesungguhnya, aku lelah dalam
istana masa kecilku, penuh sesak, tak menentu, dingin dan tak ada lagi
kehangatan. Aku hanya bisa tertawa lepas bersama mutiaraku, dan tidak bersama
mereka, aku rindu istana yang penuh rasa saling menghargai. Jika istana itu tak
kutemukan di sana, akan kubangun sendiri Istanaku, bukan hanya untukku tapi untuk
mutiaraku.
Rasa Pedih mengoyak sepiku, jika
dalam bayang sepiku teringat mutiaraku, bertahanlah, kutahu hatimu tak menentu,
kutahu pula bahwa kalian ingin berlari, tapi masih ada garis yang menjadi
batas. Hingga waktunya tiba, bertahanlah hingga kereta kencanaku menjemputmu
menuju istana mungilku, tuk ajarkanmu bahwa selama kau yakin Allah itu ada,
Kebahagian itu pun akan selalu ada. Begitulah Allah Mengajarkanku dalam
Sepiku…………
Didedikasikan Untuk Mutiaraku
Adik-adikku Tercinta
Dwi
Reski Putri
Alfian
Eka Putra
Maros, 24 Agustus 2012 Pukul 20.12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar