Kala itu adzan
Dzuhur telah berkumbandang ketika saya masih sibuk memasukkan buku-buku, dan
beberapa pakaian ke dalam kardus yang akan disedekahkan ke Panti Asuhan. Sebagian
besar barang barang tersebut adalah sumbangan dari beberapa teman dan bahkan
seseorang yang tidak saya kenal, tapi Alhamdulillah mempercayakan kepada kami
untuk menyerahkan bantuannya ke Panti Asuhan.
Hari itu, saya
bersama sahabat sahabat dari komunitas SuksesMulia Makassar berkunjung ke Panti
Asuhan At Tiin, Salah satu panti asuhan yang ada di Kota Makassar, Gedung
Panti, Hanyalah sebuah Rumah kecil, memiliki 2 buah kamar dan beberapa ranjang
besi tua, dan dihuni oleh 31 anak panti asuhan dengan 1 orang pengurus panti,
sangat menyedihkan jika melihat kondisi panti asuhan itu.
Tiba di depan
Panti Asuhan, kami sudah disambut oleh senyuman manis anak-anak panti, yang
tiba-tba terdiam melihat kedatangan kami. Pandanganku tertuju pada anak – anak
panti yang masih kecil-kecil, ingin rasanya berlari dan memeluk mereka satu
persatu. Akhirnya langkah kaki ini pun membawaku memasuki gedung panti asuhan
bersama sahabat-sahabat dari komunitas suksesmulia, belum juga memasuki pintu,
anak-anak panti sudah berlarian mendekati kami, menjabat dan mencium tangan
kami satu persatu, keakraban dan kehangatan keluarga menjadi pemandangan yang
begitu indah waktu itu.
Ditengah kecerian
kami berbagi bersama dengan anak anak yatim di Panti Asuhan At Tiin, saya
terpaku memandangi seorang gadis kecil berbaju merah dihadapanku, gadis kecil
dengan poni yang mirip tokoh kartun “Dora” tampak sangat lucu, akan tetapi raut
mukanya tak seperti kawan-kawannya yang lain, yang sibuk berinteraksi dengan
sahabat-sahabat komunitas suksesmulia yang datang. Saya mencoba mendekat dan
menanyakan namanya
“Namanya siapa?”
Dengan nada yang sangat pelan gadis kecil itu
menjawab, tapi saya sama sekali tak mendengar jelas apa yang ia sebutkan, dan
kuulang pertanyaanku kembali,
“Sayang, Namanya
siapa?”
Ia kembali menjawa dengan nada yang makin
kecil, dan alhasil saya pun tak mendengarnya lagi.
Lalu kawan di
sampingnya berkata “Kak,,,,Namanya Suci”
“Ohhh, Namanya
Suci…”
Aku mencoba
beberapa pertanyaan lagi, tapi kali ini tak ada jawaban, gadis kecil itu malah
memandangiku dengan wajah tanpa ekspresi,
“ada yang aneh……”
bisikku dalam hati.
Dari cerita
pengasuh panti kudapat informasi tentang Suci, Suci ini adalah gadis kecil
berusia 4 Tahun yang ditinggal kabur orang tuanya, ia dijemput pengasuh panti
dari seseorang di Terminal sekitar 2 minggu lalu, jadi Suci adalah anak baru di
Panti ini, mungkin karena itu ia belum terlalu akrab dengan anak-anak dipanti
asuhan jadi ia masih agak kaku untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya. Tapi
bukan hanya itu, Suci juga sangat takut dengan laki-laki, jika ada laki-laki
yang coba mendekatinya maka ia akan menjerit ketakutan. Kata pengasuh panti
asuhan, kemungkinan suci pernah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan,
hingga menyisakan trauma. Miris rasanya, melihat anak seumuran dia, harusnya
menikmati masa kanak kanak dengan penuh keceriaan, bermain bersama kawan-kawan
sebayanya, malah terpenjara dengan rasa trauma atas kejadian-kejadian yang tak
sepantasnya ia rasakan.
Saya berusaha
memancing senyumannya, hingga suara bedug magrib, usahaku untuk membuatnya
tersenyum sama sekali tak berhasil, senyumannya pun tak kunjung nampak
menghiasi wajah mungilnya.
Dan Akhirnya,
adzan pun berkumandang, Alhamdulillah Allah SWT masih memberiku kesempatan
berbuka puasa bersama anak-anak panti asuhan pada Ramadhan kali ini. Es buah
yang kami bawa kemudian kami bagi ke semua anak panti asuhan, kusodorkan satu
gelas kepada Suci, awalnya ia menolak, saya pun membujuknya dan akhirnya ia
mau, setelah memasukkan 1 sendok ke mulutnya ia kemudian menoleh kepadaku, dan
apa yang terjadi…..??????
Ia tersenyum………….
Yaaaah gadis kecil itu tersenyum…………..
Deretan giginya
yang putih bersih dan sangat rapi tampak sangat indah menghiasi senyumannya,
senyuman yang sedari tadi saya nantikan,
Yaaa Allah….. betapa indahnya titipanmu ini,
tapi kenapa begitu tega orang tuanya meninggalkannya. Terbesik kata dalam hati
“Suci, Tunggu kaka yaahh…… Jika Allah mengizinkan, suatu saat kaka akan datang
menjemputmu, dan menjadikanmu adikku” .
Hari itu saya
dapat pelajaran luar biasa dari sebuah Panti Asuhan kecil, bahwa masih banyak
saudara saudara kita diluar sana yang tak seberuntung kita, maka sudah
sepantasnya kita senantiasa bersyukur atas setiap Nikmat yang diberikan Allah
SWT kepada kita. Hari itu saya pun belajar banyak dari seorang ibu yang luar
biasa mulia, yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan membesarkan
anak-anak dipanti asuhan, dari sahabat sahabat di Komunitas SuksesMulia yang
penuh dengan pribadi pribadi yang indah nan menawan, kalian semua adalah guru
guru terbaikku.
Me With Suci
Irna Yuliani
@irna_Mksr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar