Penghujung Tahun 2014 negeri ini dipenuhi duka, setelah kejadian
longsor di Banjarnegara, disusul kemudian dengan jatuhnya pesawat Air Asia. Suadara
saudara kita jatah umurnya sudah habis, saatnya mereka menghadap sang pencipta. Kiriman
doa kepada mereka yang telah mendahului agar amal ibadah mereka diterima Allah
SWT dan juga kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan.
Bagi saya pribadi tak ada yang special di pergantian tahun, tidak ada
perayaan apapun dan memang tidak yang pantas dirayakan, yang menjadikannya beda
hanyalah hari kamis, yang berarti waktunya kita shaum sunnah.
1 Januari 2015……
Zzzzzz….aku lalui dengan tidur pulas, setelah hampir gondok
dikarenakan di dekat rumah suara petasan, kembang api saling bersahut sahutan,
ditambah lagi panggung music yang suaranya tambah malam tambah nyaring, membuat
saya tidak bisa tidur. Seperti biasa Alarm pukul 03.00 berbunyi untuk sholat
Tahajjud, setelah mematikan alarm aku tertidur lagi, hehhehee. Tapi pukul 03.30
aku terbangun, kuraih handphone membuka beberapa BBM teman, dan jleebbbbb,
kabar duka melayang dari sebuah BBM teman. Salah satu teman SMA ku sedang
berduka, suaminya telah tutup usia, di usia pernikahan mereka yang masih
berjalan kurang lebih 4 bulan. Aliran darah terasa mengalir sangat cepat,
jantung memainkan irama yang berbeda, kaki terasa dingin, jemari jadi kaku,
kabar ini membuatku tersadar bahwa kematian itu mengintai setiap yang hidup di
muka bumi ini, termasuk kamu yang sementara membaca tulisan ini.
Rasa takut terasa menjalar diseluruh persendian tubuh ini, tiba-tiba
kaku, membayangkan bagaimana jika tiba-tiba malaikat maut datang menjemputku,
atau menjemput salah satu dari keluargaku, dari sahabat sahabatku, rasanya hati
ini belum cukup lapang untuk itu, lalu kenapa saya masih santai santai saja
berbaring, bukankah hanya amal ibadah yang akan menjadi teman setia kita nanti.
Duaaarrr…..aku baru tersadar belum sholat Tahajjud dan sahur. Jam di handphone
sudah menunjukkan pukul 03.40, aku langsung loncat dan segera menunaikannya.
Hening….
Ada ketakutan mengiring sujud sujudku, takut akan kematian, yaaa
karena amal ibadah ini rasanya belum juga cukup menjadi bekalku di alam kubur
dan menghadap Rabbku. Maka di akhir sholatku, kutengadahkan kedua tangan
kualunkan pinta kepada Tuhanku, agar jatah hidupku masih Ia tambah, agak diri
ini masih bisa mengumpulkan bekal untuk kembali padaNya, demikian pula kuminta
kepadaNya agar memanjangkan umur Ibu Bapakku, aku minta agar Ibu Bapakku bisa
menimang cucu dari ketiga putra putrinya dan sekali lagi menjadi tamuNya di
Makkah Al Mukarrammah, sebelum akhirnya kedua orang yang teramat sangat saya
cintai itu menghadapNya.
Seperti kebiasaan di akhir tahun, saya selalu membuat sebuah
perencanaan selama satu tahun, yang saya beri judul “Proposal Hidup”, di dalam
proposal itu berbagai planning saya tuliskan lengkap, yang semuanya mengacu
kepada VISI Hidupku,
Visi Dunia
“Menjadi Motivator Nutrisi Kelas
Dunia, Dengan Mencetak 1000 Motivator Nutrisi Lainnya”
Visi Akhirat
“Mendirikan istana di Surga
untuk Ibu Bapakku, menggengam tangan suamiku bertemu Rasulullah SAW, memeluk
istri-istri Rasulullah dan para sahabiyah.”
Itulah Visi hidup saya, dan semua butuh kerja keras, kerja cerdas, dan
kerja ikhlas untuk mewujudkannya, tambah satu lagi, keyakinan bahwa kita bisa
meraihnya.
Kita semua dalam antrian kawan, sewaktu waktu akan tiba giliran kita
menghadapnya, maka jadikanlah hidup kita, kita isi dengan banyak hal hal yang
baik bukan cuma untuk dunia kita, tapi juga akhirat kita, dan sebaik baik
manusia adalah yang banyak manfaatnya.
Salam Semangat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar