Hati ini pernah patah, sudah cukup lama tapi ia masih
lengkap untuk diingat, cukup diingat sebagai sebuah pempelajaran hidup,
demikianlah hati jika diletakkan di tempat yang salah. Syukurnya Tuhan selalu
menyiapkan perekat luar biasa sehingga hati ini bisa utuh kembali, dan akhirnya
kembali merasakan rasa dalam kata. Tuhan pernah membuat kami dalam satu tempat
yang sama, meski saya tak pernah tau ia ada disana, hingga kemudian waktu
berjalan dan kami akhirnya berteman, sayangnya hati tak bisa diajak kompromi,
ia malah merasakan rasa yang berbeda, ia cukup merasakan tak lagi menyimpan
harapan, kecuali pada RabbNya.
Aku bertanya pada hati, apa yang membuatmu merasakan
rasa yang berbeda, bukankah masih banyak yang lebih darinya. Lalu hati
menjawab, “karena aku lihat ia amat menyayangi keluarganya”. Jika aku menjadi
keluarganya, maka tentu ia akan menyayangiku. Bukankah ia yang dulu mendekatimu
juga sayang kepada keluarganya?, lalu hati kembali menjawab “ia yang disana aku
lihat amat mencintai RabbNya”, tentu jika ia mencintai RabbNya, ia akan
mengajariku juga cara mencintai RabbNya. Lalu aku terdiam, membiarkan hati ini
merasakan apa yang ingin ia rasakan.
Dari sini, dari jarak bermil mil dari tempatnya
berada, ada yang diam diam meminta kepada RabbNya, agar ia yang disana berkenan
engkau jadikan halal, halal untuk perempuan ini, perempuan yang masih belajar
memantaskan diri, perempuan yang akan
selalu menggantungkan harapan hanya pada RabbNya, peracaya PadaNya bahwa jodoh
itu akan datang pada waktu yang tepat…..
Semoga jawaban hatimu sama…..
Samarinda, 9
Januari 2015
Tenggelam dalam
Hening dan Harapan
Salam.
@IrnaYuliani_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar