Aroma ini sungguh tak asing
Menyelinap masuk kerongga hidungku
Segar, hidup dan abadi
Aroma tanah yang basah karena hujan semalam
Entah sudah berapa kali fajar dan senja silih
berganti
Barulah kali ini mentari bertemu hujan
Aku senang menyapamu di kala hujan…
Kamu, apa kabar di sana?
Cukupkah radarmu menangkap aroma tanah yang
kuhirup ?
Atau mungkin kamu tak lagi memerlukan radar
untuk menemukannya
Apakah mungkin hatimu sudah bisa menemukanku
Aku ada disetiap hujan,
Aku disana menanti pelangi menyapa
Menunggu aroma tanah yang sama
Yang dulu pernah kita hirup di satu waktu
yang sama
Aku ada di antara hamparan pasir pantai
Terdiam menikmati irama terindah yang pernah
ada
Musik alam yang tercipta dari hempasan ombak
Menari, tertawa, dan bebas
Seperti saat aku melukismu dalam ilustrasi
khayalanku
Seuntai harapan selalu kutitipkan pada cahaya
senja
Bersama hening, engkau ada dalam tengadah doa
Berharap kita bisa menyapa mentari disatu
tempat yang sama
Hingga melukis pelangi di satu kanvas yang
sama
Untukmu,
yang kelak menemaniku menyapa hujan dan pelangi
Irna Yuliani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar